Selasa 19 Apr 2016 14:14 WIB

Pemerintah Alokasikan Rp 44 Triliun untuk Peningkatan Kompetensi TKI

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nidia Zuraya
Tenaga kerja Indonesia, ilustrasi
Foto: Antara
Tenaga kerja Indonesia, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengusulkan untuk menganggarkan Rp 44 triliun guna mempercepat upaya peningkatan kompetensi tenaga kerja Indonesia (TKI) menjadi tenaga profesional melalui pelatihan dan pendidikan vokasional untuk lima tahun mendatang.

"Soal anggaran, diperkirakan untuk lima tahun ke depan perlu sekitar Rp 44 triliun. Itu kurang dari 10 persen dari anggaran pendidikan umum yang sebesar Rp 414 triliun," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (19/4).

Rizal seusai pertemuan dengan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri di kantornya, mengatakan pihaknya mengusulkan percepatan peningkatan kompetensi tenaga kerja Indonesia agar menjadi tenaga profesional Indonesia melalui pelatihan dan pendidikan vokasional yang masif. Usulan tersebut telah disampaikan kepada Presiden Jokowi dan akan dibahas dalam rapat kabinet.

Menurut Rizal, dasar analisa anggaran pelatihan dan pendidikan vokasional yang diusulkannya itu lantaran selama ini program kejuruan itu secara fisik sudah tersedia berupa sekolah kejuruan atau Balai Latihan Kerja (BLK). "Fisiknya sudah ada. Yang penting itu pelatihnya. Nanti di tiap BLK akan ada country partner dan cooperate associate," katanya.

Rizal menjelaskan, country partner adalah kerja sama dengan negara lain dalam hal pelatihan seperti penyediaan instruktur, kurikulum dan peralatan kerja. "Misal, Jerman yang bagus di permesinan atau otomotif. Nanti infrastruktur dan peralatan kita kerja sama dengan Jerman," katanya.

Sedangkan corporate associate adalah peran perusahaan di industri terkait dari negara pemberi bantuan yang turun langsung menyesuaikan pengajaran sesuai tren industri yang ada. "Corporate associate itu perusahaan yang terkait, misalnya perusahaan terkait seperti BMW, Mercy, pengajarnya akan langsung dari perusahaan itu," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement