REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Harga bawang merah yang diperdagangkan di sejumlah pasar tradisional naik dua kali lipat dari harga sebelumnya Rp 20 ribu.
"Harga bawang merah ini mulai naik pada awal bulan April dan diperkirakan akan terus naik, jika persedian makin sedikit," kata salah seorang pedagang Hasniah di Pasar Terong, Makassar, Sabtu (23/4).
Dia mengatakan, kenaikan harga bawang merah itu dipicu karena suplai bawang merah lokal ke pedagang semakin berkurang, karena produksi di tingkat petani makin berkurang.
Hal itu disebabkan pada saat ini memasuki musim pancaroba dan tidak ada yang melakukan panen. Akibatnya, distribusi bawang dari sejumlah sentra produksi seperti Kabupaten Enrekang, Gowa dan Takalar pada sejumlah pedagang di pasar tradisional makin berkurang.
Hal senada dikemukakan pedagang di Pasar Pannampu, Makassar Hj Subaedah.
Dia mengatakan, sudah hampir sebulan suplai bawang merah berkurang, sehingga memicu harga komoditi itu menjadi naik. Sementara kalau ada bawang merah di pasaran itu umumnya dari luar Sulsel.
"Itupun harus dibeli dengan mahal, karena alasan distributor harus dihitung juga transportasinya," katanya.
Berkaitan dengan hal itu, lanjut dia, mau tidak mau terpaksa membeli bawang merah dari luar Sulsel diantaranya dari Bima atau Surabaya, agar dapat tetap menjual bawang merah.