REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, mengusulkan relokasi bagi 1.242 kepala keluarga (KK). Pasalnya, mereka yang paling rawan terdampak banjir saat Sungai Citarum meluap. Ribuan KK itu, tersebar di empat desa, dua kecamatan.
Kepala BPBD Kabupaten Karawang Asip Suhendar mengatakan, dari 12 kecamatan yang jadi langganan banjir, ada dua kecamatan yang statusnya sangat parah, yaitu Kecamatan Pakisjaya dan Batujaya. Di dua kecamatan itu, ada empat desa yang sering tergenang banjir, yaitu Desa Teluk Buyung, Teluk Jaya, dan Segaran (Kecamatan Pakisjaya) serta Desa Segar Jaya, Kecamatan Batujaya.
"Di empat desa itu, ada 1.242 KK yang jadi langganan terendam banjir," ujarnya, kepada Republika.co.id, Ahad (24/4).
Ribuan KK itu, harus segera direlokasi. Sebab, ancaman banjir mengintai mereka. Alasannya, karena rumah mereka itu berada di bibir Sungai Citarum. Jadi, ketika sungai itu meluap, otomatis rumah ribuan warga itu akan terendam.
Karena itu, pihaknya sudah lama mengusulkan supaya ada relokasi ke BBWS Citarum. Ternyata, perusahaan BUMN itu menyetujuinya. Bahkan, sekarang sedang melakukan kajian untuk relokasi tersebut.
Sebenarnya ada dua solusi bagi penanangan banjir di empat desa itu. Yaitu, membuat tanggul baru untuk membentengi antara sungai dengan pemukiman. Atau, rumah warga tersebut direlokasi. Tetapi, sepertinya sinyalemen untuk relokasi jauh lebih kuat, ketimbang membangun tanggul baru.
Menurut Asip, banjir terparah yang melanda wilayah itu, terjadi pada Jumat (22/4). Ketinggian air yang menggenangi rumah warga sampai satu meter. Dengan kondisi itu, BPBD langsung menerjunkan peralatan logistik. Termasuk menyediakan dapur umum.
"Tapi, hari ini genangan sudah menyusut seiring dengan turunnya volume Sungai Citarum," ujarnya.
Meski demikian, pihaknya akan terus memantau perkembangan di empat desa itu. Pasalnya, sampai saat ini curah hujan yang turun masih cukup tinggi.
Sehingga, sewaktu-waktu Sungai Citarum bisa meluap. Karena, tak ada pembatas, maka luapan air sungai itu langsung menggenangi pemukiman di empat desa tersebut.