REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mendesak rakyatnya membela negara dan lembaganya dari apa yang disebutnya sebagai "kekuatan jahat". Ini diserukan Sisi menjelang rencana demonstrasi yang akan menentang kebijakan-kebijakannya.
Dilansir laman Aljazirah, dalam sebuah pidato di televisi, Sisi mengatakan perlunya stabilitas sehingga upaya apa pun untuk mendestabilisasi Mesir akan gagal jika rakyat bersatu. Ia mengatakan sudah menjadi tanggung jawab bagi semua orang Mesir melindungi keamanan dan menjaga stabilitas.
"Kita telah melakukan upaya luar biasa untuk mencapai keamanan dan stabilitas. Saya mengulangi kepada rakyat Mesir ini adalah tanggung jawab semua untuk melindungi keamanan dan stabilitas," katanya.
Keamanan di seluruh Mesir ditingkatkan setelah aktivis oposisi menyerukan digelarnya demonstrasi pada Senin (25/4), yang bertepatan dengan hari libur memperingati penarikan pasukan Israel dari Semenanjung Sinai. Para pejabat memperingatkan pengunjuk rasa akan ditindak tegas.
Awal bulan ini, ribuan orang menggelar aksi demo anti-pemerintah. Ini merupakan demo terbesar sejak Sisi menjabat pada 2014. Slogan-slogan seperti "turunkan rezim" dan "pergi" yang dulu digunakan selama revolusi 2011 kembali digaungkan.
Lebih dari 80 orang telah ditangkap di Kairo, Giza dan kota pelabuhan Alexandria. Semakin banyak warga Mesir yang kehilangan kesabaran atas korupsi, kemiskinan dan pengangguran di negara itu. Sementara Sisi muncul semakin menantang dalam pidato-pidatonya.