REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Pemerintah Yordania memperingatkan Israel soal konsekuensi serius yang akan diterima setelah melakukan serangkaian pelanggaran di kompleks Masjid Al Aqsa.
Juru Bicara Pemerintah Yordania, Mohammad Al Momani, mendesak pemerintah Israel menghentikan kekerasan terhadap warga Palestina. Ia turut meminta Israel mengembalikan hak warga Palestina, untuk menjalankan ibadah di situs-situs suci yang ada.
"Pelanggaran oleh tentara dan permukim Israel terhadap Al Aqsa menentang semua hukum internasional dan perjanjian, yang dapat menyebabkan konsekuensi berbahaya dan besar," kata Al Momani, seperti dilansir dari Maan News, Selasa (26/4).
Polisi Israel memang memperketat keamanan di sekitar Al Aqsa, dan menuai keprihatinan atas ketegangan yang meningkan selama libur Paskah Yahudi. Ribuan warga Yahudi diperbolehkan datang ke tempat-tempat yang mereka anggap suci, sementara warga Palestina dilarang untuk beribadah.
Itu berarti, Israel telah mengingkari kesepakatan yang mereka tanda tangani bersama Yordania, usai pendudukan ilegal di Yerusalem Timur pada 1967 lalu. Ini kembali memicu ketegangan Israel dan Yordania, usai kesepakatan peletakan kamera pengawas di sekitar Al Aqsa yang dihentikan pekan lalu.
Selain itu, Israel terus mendatangkan sayap kanan yang berusaha mengganggu ketenangan status quo di Yerusalem, termasuk pembatasan dan penahanan warga Palestina. Bahkan, ekstrimis sayap kanan Israel secara terang-terangan menyerukan penghancuran Al Aqsa, demi membuka jalan pembangunan Bait Ketiga.