REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo akan segera melakukan pertemuan dengan panglima militer serta menteri luar negeri Filipina dan Malaysia untuk membahas rencana patroli bersama. Pertemuan akan dilakukan di Jakarta pada pekan ini.
"Kita akan bertemu di sini. Kita akan membuat patroli bersama sehingga memastikan bahwa alur di kawasan itu dalam kondisi aman," ujar Presiden di Istana Negara, Selasa (26/4).
Patroli bersama akan menjadi salah satu upaya mencegah perompakan di laut perbatasan kembali terjadi. Hingga saat ini, 14 WNI telah menjadi korban perompakan dan penyanderaan oleh kelompok Abu Sayyaf yang berada di Filipina.
Menurut Jokowi, hingga saat ini pemerintah terus melakukan upaya pembebasan pada 14 WNI yang disandera Abu Sayyaf selama hampir satu bulan tersebut. Pemerintah, kata dia, terus berkoordinasi dengan otoritas di Filipina untuk memantau keberadaan mereka siang dan malam. Menurut Presiden, sejauh ini 14 WNI masih dalam kondisi baik.
Namun, kendati upaya pembebasan belum juga membuahkan hasil, Presiden menegaskan bahwa pemerintah tetap pada pendirian tidak akan tunduk pada perintah Abu Sayyaf untuk membayarkan uang tebusan senilai Rp 15 miliar.
"Kita tidak pernah berkompromi dengan hal-hal yang seperti itu. Tidak ada urusan dengan minta uang," kata Jokowi.