REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) belum lama ini mengeluarkan imbauan 15 gim daring yang dinilai berbahaya. Terutama berdampak buruk bagi anak-anak yang bermain gim daring.
Republika.co.id pun memantau warung internet (warnet) di sekitar daerah Warung Jambu, Kota Bogor. Usai jam sekolah sekitar pukul 15.00 WIB, di warnet tersebut tidak hanya didatangi remaja hingga dewasa, namun juga anak-anak.
Warnet tersebut menetapkan tarif perjamnya Rp 5 ribu. Namun disediakan paket jika mau bermain tiga jam hanya membayar Rp 10 ribu rupiah.
Anak-anak yang terlihat bermain gim di warnet tersebut kebanyakan tentang tembak-tembakan. Selain itu, gim daring seperti petualangan yang mengerakan satu karakter untuk menyelesaikan tantangan di setiap level juga digemari.
Saat bermain gim daring, anak-anak yang terlihat fokus ke layar komputer tak jarang diikuti dengan teriak-reriakan. Sayangnya, mereka sambil mengucapkan berbagai kata-kata kasar akibat kalah dari lawan.
Siswa SD kelas enam, Andi Herdiansyah mengaku sering memainkan gim daring Point Blank. "Main point blank seru. Tembak-tembakan gitu deh," kata Andi kepada Republika.co.id, Selasa (26/4).
Andi mengungkapkan, bermain gim daring karena teman-temannya juga bermain. Menurutnya, gim daring tersebut dia pilih karena termasuk gampang, namun tetap seru dan di kebanyakan warnet menyediakan.
"Point Blank soalnya di setiap warnet suka ada. Kalau yang lain belum tentu ada. Kebanyakan offline seperri main play station," ungkap Andi.
Andi hanya sering memainkan gim tersebut hanya satu jam saja, namun tidak setiap hari. Dia beranggapan karena orang tuanya hanya memberikan uang sebesar Rp 5 ribu.
Di warnet tersebut juga ada aturan, anak-anak berseragam sekolah tidak diperbolehkan bermain gim daring. Sehingga, anak-anak sekolah hanya bermain kebanyakan saat siang hingga sore hari.