Rabu 27 Apr 2016 16:18 WIB

Ini Pesan Wapres JK untuk Said Aqil

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj saat menghadiri pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2014 di Kantor PBNU, Jakarta, Sabtu (1/11).
Foto: Republika/Prayogi/ca
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj saat menghadiri pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2014 di Kantor PBNU, Jakarta, Sabtu (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di kantor Wakil Presiden, Jakarta. Menurut Said Aqil, JK berpesan agar PBNU menyebarkan gagasan Islam nusantara kepada ulama-ulama di negara Timur Tengah.

"Sudah saatnya NU mengekspor gagasan Islam nusantara ke negara-negara Timur Tengah seperti yang beliau (JK) lakukan saat pertemuan pemimpin Islam," kata Said Aqil di kantor Wakil Presiden Jakarta, Rabu (27/4).

Menurut Said Aqil, JK menyaksikan para pemimpin dunia Islam yang justru tak menunjukan sikap damai, bahkan dalam suatu pertemuan. Sikap-sikap tersebut pun justru tak menunjukan ajaran Islam yang damai.

"Pak JK sendiri langsung melihat betapa pemimpin Islam itu tidak salaman ketika ketemu. Permusuhan masih dibawa ke sidang. Raja Salman Saudi dengan Presiden Iran enggak salaman. Memalukan seperti anak kecil. Kalau dengan Obama salaman," kata dia.

Said Aqil menilai, gagasan Islam nusantara ini menarik bagi para ulama dari Timur Tengah. Bahkan mereka juga menyampaikan ketertarikannya tersebut kepada Said Aqil.

Lebih lanjut, Said Aqil menyebut seluruh kelompok-kelompok radikal yang mengatasnamakan Islam di Indonesia sangatlah menyimpang dari ajaran, termasuk kelompok Santoso dan juga Abu Bakar Baasyir.

"Kalau di dalam negeri jelas bukan agama sama sekali, pengangguran, kebodohan, daripada nganggur enggak ada kerjaan ya ngebom lah," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement