Jumat 29 Apr 2016 12:50 WIB

KPK tak akan Terlibat Langsung di Munaslub Golkar

Rep: Wisnu Aji Prasetiyo/ Red: Esthi Maharani
Partai Golkar
Partai Golkar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang mengatakan, KPK tidak akan terlibat secara langsung mengawasi pelaksanaan Munaslub Golkar. "Kami tak akan terlibat langsung dalam munaslub tersebut," kata Saut saat dihubungi, Jumat (29/4).

Namun, menurut dia, bila ada indikasi langsung atau tidak langsung terkait tindak pidana korupsi yang arahnya ke acara munas, KPK memiliki kewajiban moral untuk melakukan tugasnya. "Bila ada indikasi korupsi, tentu kita memiliki kewajiban moral," ujar Saut.

Saut pun berharap agar Partai Golkar dapat mengedepankan transparansi dalam penyelenggaraan munaslub. Saut mengimbau agar Partai Golkar dapat secara mandiri mengawasi adanya politik uang.

"Sebagai partai yang modern dan terbuka, seharusnya transparasi tidak hanya diukur dengan inovasi melibatkan pihak luar untuk mengawasi keuangan partai," katanya.

Saut menambahkan, Golkar sebaiknya memiliki kemampuan melakukan inovasi untuk membangun peradaban baru kehidupan politik yang dapat mendukung daya saing bangsa secara berkelanjutan.

"Golkar harus dapat secara gotong royong membangun partai melalui sebuah perhelatan rutin seperti Munas untuk membangun komposisi pengurus yang sebaik-baiknya," ujar Saut.

Sebelumnya, pengurus Partai Golkar meminta agar KPK ikut mengawasi politik uang dalam pelaksanaan munas. Namun, hal tersebut ditolak oleh KPK. Munaslub Partai Golkar akan digelar pada 23 Mei 2016 mendatang di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement