Senin 02 May 2016 09:27 WIB

Sandera Bebas, Perasaan Cemas dan Sedih Keluarga Pun Berakhir

Sepuluh orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah dibebaskan kelompok teroris Abu Sayyaf tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Ahad (1/5) malam.Republika/Raisan Al Farisi
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sepuluh orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah dibebaskan kelompok teroris Abu Sayyaf tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Ahad (1/5) malam.Republika/Raisan Al Farisi

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Keluarga Suriansyah (33), salah satu korban sandera, di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), bersyukur suami dan ayah mereka bebas dari sandera milisi Abu Sayyaf di Filipina tanpa operasi militer.

"Keluarga besar menerima informasi Suriansyah bebas dari sandera dalam keadaan selamat pada Minggu (1/5) petang. Kami bersyukur dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu," kata Idawati, istri Suriansyah, Senin (2/5).

Informasi pembebasan selamat suami dan ayah mereka dari cengkraman milisi Abu Sayyaf mengakhiri perasaan cemas dan kesedihan selama anggota keluarganya dalam penyanderaan. "Dari awal keluarga berharap agar Pak Suriansyah sebagai tulang punggung keluarga kembali di Kendari dalam keadaan selamat," kata Idawati.

Suriansyah adalah ayah dari dua orang anak yang masih duduk di bangku kelas III dan kelas I Sekolah Dasar 7 Baruga. Suriansyah, yang bersama sembilan orang rekannya disandera kelompok yang menamakan diri Abu Sayyaf pada 23 Maret 2016 di perairan Filipina adalah kepala kamar mesin II pada perusahaan PT Maritim Line.

"Terakhir Bapak berkomunikasi dengan saya dan anak-anak menjelang bertolak ke Filipina. Setiap Bapak mau berlayar, selalu berbicara dengan saya dan anak-anaknya di Kendari," kenang Idawati.

Idawati yang tampak semringah atas bebasnya sang suami menguraikan bahwa suaminya berada di Kendari pada Oktober 2015. "Pada Oktober 2015, ia bertemu anak-anak dan keluarga saat kapalnya beroperasi di rute Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, dan Torobulu, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara," tambahnya.

Ia berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas segala upaya hingga suaminya lepas dari maut tersebut. "Suami saya dan ayah dari Adnansah Suriansyah (anak sulung) dan Azza Aisiyah (anak bungsu) mencari nafkah untuk keluarga dan juga memberi kontribusi devisa untuk negara," ujarnya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement