REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kasus pemerkosaan dan pembunuhan atas seorang siswi SMP di Rejang Lebong berinisial YY (14 tahun) berdampak pada keluarga korban. Bahkan, saudara kembar korban hingga kini masih mengalami trauma berat.
Menurut Deputi Bidang Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Pribudiarta Nur Sitepu, Menteri PPPA Yohana Yambise sudah mengunjungi langsung pihak keluarga korban dan para pelaku. Pribudiarta menerangkan, pihak Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Bengkulu juga sudah mendampingi pihak korban sejak dua hari pasca kejadian.
Pribudiarta mengungkapkan, hingga kini, pihak keluarga korban masih terguncang. Khususnya Y, saudara kembar laki-laki dari korban YY. Hingga kini, bocah Y masih enggan masuk sekolah lantaran trauma. Pihak P2TP2A Bengkulu masih mendampingi ibu korban dan saudara kembarnya.
Menurut Pribudiarta, idealnya keluarga korban untuk sementara pindah ke Rumah Aman terdekat milik pemerintah, yakni di Kota Bengkulu. Apalagi, dia mengakui, pihak pelapor sempat diancam. Para pelaku pun sejatinya merupakan tetangga korban sendiri.
Namun, pihak keluarga korban, terutama ibunya, masih enggan untuk pindah sementara. Alasannya, Kota Bengkulu terbilang cukup jauh dari sumber mata pencahariannya sehari-hari.
“Ya mengembalikan lagi fungsinya. Walaupun sampai dengan kemarin (5/5) sebenarnya, pihak keluarga itu enggak mau pindah. Kan harusnya pindah (sementara ke Rumah Aman). Karena potensi ancaman. Kan pelakunya tetangga.Ya (sempat diancam). Pelakunya ini kan tetangganya,” ucap Pribudiarta.