REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Puluhan massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Medan menggelar aksi di Bundaran Majestik, Jalan Gatot Subroto, Senin (9/5), sore. Aksi mendesak pimpinan KPK Saut Situmorang untuk mundur dari jabatannya ini berlangsung ricuh.
Massa HMI menilai, pernyataan Saut di salah satu stasiun televisi telah melecehkan dan menghina nama baik HMI. "Kami menuntut Saut Situmorang mundur dari jabatannya. Sebagai seorang pejabat publik, tidak layak dia mengucapkan perkataan yang melukai hati mahasiswa Indonesia, khususnya HMI," kata Ketua Umum HMI Cabang Medan, Mustafa Habib.
Mustafa mengatakan, meski Saut telah meminta maaf, namun persoalan tidak dapat selesai begitu saja. Saut, lanjutnya, harus tetap dipecat atau segera mundur dari jabatannya. "Kami minta agar dia pulang ke Medan. Dia harus mundur dan belajar etika lagi," ujar dia.
Dalam aksi ini, massa menggunakan pengeras suara dan sejumlah spanduk yang berisi desakan agar Saut Situmorang mundur dari jabatan. Tak ketinggalan, mereka juga membakar ban di tengah jalan.
"Kenapa dia tidak menyebut kader-kader HMI yang baik, masih banyak kader yang baik. Kenapa pula dia tidak menyebut organisasi kemahasiswaan lain yang kadernya juga melakukan tindak pidana korupsi," kata Mustafa.
Akibat aksi bakar ban ini, arus lalu lintas di lokasi sempat dialihkan karena jalan terblokir oleh massa. Polisi pun mencoba untuk memadamkan api dan membuka paksa arus lalu lintas.
Namun, massa sempat memberikan perlawanan terhadap tindakan polisi itu. Mereka mencoba menghalang-halangi petugas. Aksi saling dorong pun tak terelakkan.
Beruntung, kericuhan ini tidak berlangsung lama. Arus lalu lintas yang sempat tersendat dapat diatasi dan kembali lancar. Tak lama kemudian, massa aksi pun membubarkan diri.
"Kami akan melaporkan Saut Situmorang ke Polresta Medan terkait pencemaran nama baik," kata Mustafa.