REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua kelompok warga dari Gang Manggis 1 dan Gang Sawo, Manggarai, Jakarta Selatan nyaris kembali terlibat tawuran.
Pantauan Republika.co.id, Senin (9/5) malam, polisi dan dan beberapa warga tampak berjaga-jaga di antara dua gang tersebut karena dikabarkan kelompok akan bentrok lagi setelah pada Sabtu (7/5) malam kemarin terjadi tawuran besar hingga membuat pecahan botol tercecer di sepanjang jalan raya depan kedua gang tersebut.
Seorang pedagang Warung Tegal (Warteg) di pintu masuk gang manggis, Melianti (25 tahun) mengatakan tawuran tersebut diduga dipicu dendam lama. Apalagi, kata Meli, ada salah seorang warga dari Gang Sawo yang menyiramkan air kepada warga Gang Manggis hingga mengalami buta pada mata kanannya. Akhirnya, tawuran itu pun tak terelakkan.
"Saya kenal sama yang buta itu. Dia masih anak-anak, masih kelas 2 SMP," kata Meli.
Menurut Meli, tawuran antardua kubu tersebut memang sering terjadi. Seperti pada 2007 dan 2011, kata Meli, sangat sering terjadi tawuran sampai-sampai ia sendiri tidak takut lagi terhadap tawuran tersebut.
"Tadi aja itu, mereka kayaknya mau tawuran lagi, tapi untung sekarang ada polisi," kata Meli.
Ia berkata, saat hendak tawuran, kedua kubu tersebut biasanya menyalakan sebuah suara yang mirip suara pistol. Suara tersebut, kata Meli, sebagai tanda akan dimulainya tawuran tersebut.
Menurut Meli, yang ikut tawuran tidak hanya anak-muda, tapi juga diikuti oleh orang dewasa. "Seharusnya di sini ada pos polisi kali ya. Soalny belum lama ini aja ada yang anak SMA yang mati karena ditusuk," ucap dia.
Pada Sabtu (7/5) malam kemarin, Meli menyayangkan aparat kepolisian yang lamban menangani tawuran tersebut. Namun, pada malam ini, para polisi terus melakukan penjagaan.
Seorang penjaga warteg di seberang Gang Manggis, yang enggan disebut namanya, mengatakan pada malam Ahad kemarin itu justru sempat terjadi tawuran dua kali. "Waktu ada polisi aja, mereka masih tawuran. Padahal dahinya sampai berdarah-darah kemarin. Paling malam ini ada lagi. Tidak kapok-kapok," ujarnya.