REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Kandidat antikriminal garis keras, Rodrigo Duterte mengklaim kemenangan dalam pemilihan umum presiden Filipina, Selasa (10/5).
Duterte yang kerap disebut 'Trump' Filipina mengatakan pada kantor berita AFP, ia siap menerima jabatan. "Saya menerima ini, mandat dari rakyat," katanya. Duterte mengatakan hukum dan kebijakannya telah menjadi kunci kesuksesan.
Menurut poling Parish Pastoral Council for Responsible Voting (PPCRV), walikota Davao itu memperoleh 14,8 juta suara, atau sekitar 39 persen dari 90 persen suara pemilih. PPCRV telah diakreditasi baik oleh komisi pemilu untuk memonitor perhitungan suara.
Manuel Roxas berada di posisi kedua dengan perolehan sembilan juta suara atau 23 persen. Roxas adalah mantan bankir investasi dan cucu dari presiden pertama Republik Filipina.
Baca juga, Trump Filipina Unggul alam Perhitungan Pemilu Presiden.
Selama kampanye, Duterte aktif mengangkat isu kriminal. Ia berjanji untuk menghukum kriminal tanpa pandang bulu. Kampanye juga fokus pada reformasi ekonomi, infrastruktur dan sengketa wilayah di Laut Cina Selatan.
Selain pemilihan presiden, pemilu akbar Filipina juga melakukan pemilihan untuk wakil presiden, senator dan sekitar 18 ribu pejabat lokal termasuk walikota. Di ajang pemilu wakil presiden, Ferdinand Marcos Jr memimpin diawal.
Namun langkahnya sedikit terjegal setelah kalah tipis dari Maria Leonor Robredo. Dengan 90 persen suara terhitung, Maria memenangkan 34,89 persen, semetara Marcos Jr memenangkan 34,82 persen.