REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) telah resmi mencabut Surat Keputusan (SK) Pembekuan PSSI. Pencabutan SK ini disampaikan langsung Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi disela-sela menonton film bioskop di salah satu pusat perbelanjaan ternama di Senayan, Selasa (10/5).
Namun kata Imam pencabutan itu semata-mata untuk menghormati keputusan Mahkamah Agung (MA), dan untuk tata kelola sepak bola yang lebih baik.
Pencabutan SK Pembekuan tersebut hanya ditanggapi dengan dingin oleh Anggota Eksekutif (Exco) PSSI, Tony Apriliani. Bahkan dia cenderung tidak percaya sebelum ada bukti otentik pencabutan SK Pembekuan tersebut. Maka dari itu pihaknya masih menunggu surat resmi pencabutan tersebut. Di samping itu, pihaknya juga akan melakukan rapat Exco untuk menindaklanjuti pencabutan SK Pembekuan itu.
"Itu bagus untuk PSSI. Tapi kami masih menunggu sampai ada fisiknya baru kami bisa memikirkan langkah selanjutnya. Kami tak mau di PHP lagi. Karena kami juga memiliki program kerja yang harus kami kejar," jelas, Tony Aprliani, saat dihubungi melalui seluler, Selasa (10/5).
Selain itu, pihaknya juga mengeluhkan lambatnya pencabutan SK Pembekuan itu. Tony mempertanyakan kenapa pencabutan SK Pembekuan baru dilakukan sekarang bukan dari dulu. Sehingga banyak waktu, tenaga dan dana yang terbuang percuma. Kemudian banyak agenda Tim Nasional Indonesia diberbagai jenjang usia terlewati.
"Sangat disayangkan kenapa pencabutan SK baru dilakukan sekarang. Sepak bola sudah disuspend, pemain dan pelatih banyak yang menjadi korban. Tapi ujung-ujungnya dicabut juga," keluh Tony.