REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada hari kedua Internasional Summit Of The Moderat Islamic Leaders (ISOMIL) sejumlah pakar teroris membahas terkait kelompok ISIS. Seperti diketahui, ISIS saat ini merupakan kelompok teroris yang menjadi perhatian dunia.
Cendekiawan Muslim asal Inggris, Lauren Booth mengatakan, tidak ada teror yang dianggap baik. Semua bentuk teror adalah jahat. "Kita harus mampu mencari solusi bagi kita sendiri," ujar Lauren, dalam diskusi ISOMIL, di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (10/5).
Aksi kelompok ekstrimis seperti ISIS, kata Lauren, berdampak kepada kehidupan umat Muslim di Eropa. Negara-negara berat, tuturnya, kerap kali mengeluarkan kebijakan yang menuai prokontra.
Ke depannya, kata Lauren, kerjasama intelijen diperlukan untuk menghadapi kelompok ekstrimis. Lauren juga mengharapkan Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim harus mampu mengatasi persoalan kemiskinan. "Jangan kita terpecah-pecah diantara kita sendiri," ucapnya.
Sementara itu, Virgina Gray Hendry delegasi asal Amerika Serikat menambahkan, pola pendidikan terhadap anak juga perlu diperhatikan. Hal itu guna menghindari dari pengaruh kelompok ekstrimis.
Virgina dan aktifis di Amerika mengaku telah merumuskan pola pendidikan kepada anak Muslim. Mereka menggunakan pelajaran Islam klasik dengan merujuk kepada ajaran imam Al-Ghazali sebagai sebuah metode. "Sejauh ini cukup berhasil," tuturnya.