REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selang 10 hari setelah pembebasan 10 WNI, pemerintah Indonesia berhasil membawa pulang empat anak buah kapal (ABK) Kapal TB Henry dari Pulau Jolo, Filipina. Presiden Joko Widodo memastikan empat WNI dalam keadaan sehat.
"Ini merupakan keberhasilan yang harus diapresiasi. Kerja manis intelijen RI dan Filipina yang saling berkoordinasi," ujar peneliti intelijen Universitas Indonesia Ridlwan Habib di Jakarta, semalam (11/5).
Setelah 10 WNI bebas, pemerintah Jokowi mengundang Malaysia dan Filipina ke Yogyakarta. Dari pertemuan itu, didapatkan satu komitmen 'intelligence sharing' antarinstitusi. Menurut dia, pihak Filipina berperan besar dalam menyelamatkan empat WNI sehingga mereka bisa pulang dengan selamat ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ridlwan menyebut kembalinya 14 sandera merupakan prestasi komunitas intelijen dan diplomasi Kementerian Luar Negeri yang taktis. Menteri Luar Negeri dan Duta Besar Filipina menunjukkan komitmen luar biasa dalam menyelamatkan warganya.
Peneliti S2 Kajian Stratejik Intelijen UI ini mengatakan pembebasan tersebut juga membuktikan bahwa Jokowi berkomitmen penuh dalam perlindungan WNI di luar negeri. Saat ini yang harus segera diantisipasi adalah jangan sampai ini terulang kembali. "Keamanan maritim dan kerjasama intelijen harus terus ditingkatkan," ujar Ridlwan.