Jumat 13 May 2016 14:05 WIB

Empat Jurus yang Ditawarkan Mahyudin untuk Golkar

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bilal Ramadhan
Bakal Calon Ketua Umum DPP Partai Golkar Mahyudin pada acara sosialisasi Munaslub  di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (2/5).  (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Bakal Calon Ketua Umum DPP Partai Golkar Mahyudin pada acara sosialisasi Munaslub di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (2/5). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA --Kandidat ketua umum Partai Golkar Mahyudin, tampil beda dalam meyakinkan kader Golkar untuk memilihnya. Disaat yang lain memperkenalkan diri dengan kata-kata, tapi Mahyudin mempersembahkan video profilnya dirinya dalam sesi kampanye terakhir zona III, di Nusa Dua, Bali, Jumat (13/5).

Wakil ketua MPR RI ini mengatakan, Partai Golkar selalu memenangkan kompetisi pemilu sejak 1971. Namun, masuk era reformasi, banyak orang memprediksi Golkar akan runtuh dan bubar.

''Saya menawarkan empat jurus menuju kebangkitan partai Golkar, tidak perlu banyak janji, kalau banyak janji banyak bohong,'' tegasnya.

Empat jurus itu adalah pertama, konsolidasi, Golkar mengalami perpecahan, dan menimbulkan banyak faksi selama konflik belakangan ini. Kalau ketua umum tidak bisa melalui munas tidak bisa menyatukan partai Golkar. Maka Golkar tidak akan bisa bangkit.

Selanjutnya Kaderisasi yang selama ini dinilai tidak jalan. Maka ia mencanangkan program pengkaderan fungsional teritorial desa. ''Program itu akan menghidupkan kembali lembaga pengelolaan kader, yang biayanya disiapkan oleh DPP,'' ucapnya.

Selain itu, Mahyudin juga berjanji akan merekrut pemilih pemula, anak-anak berusia 15-19 tahun, yang akan menjadi pemilih efektif dalam Pilkada dan Pemilu mendatang. Karena itu, mantan Bupati Kutai Timur itu berencana mengunakan media sosial untuk masuk ke dunia anak muda, agar mereka tertarik memilih Golkar.

Ia juga akan merebranding partai Golkar agar bersih, santun, dekat dan membumi sehingga dengan dekat rakyat. Munas, lanjut dia, menjadi momentum bagi kader, apakah memilih yang bersih, atau terbebani masalah-masalah moral maupun hukum.

''Terakhir, kita harus mensukseskan pembangunan nasional, melalui visi negara kesejahteraan 2045. Kita akan mendorong ini dengan jalan membangun industri baru,'' paparnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement