REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Ketua Komite Etik Munaslub Golkar, Fadel Muhammad menuding para pendukung Setya Novanto membuat onar. Tudingan Fadel itu didasari pernyataan dukungan secara terbuka untuk Setya dalam sesi pandangan umum DPD I Golkar di rapat paripurna munaslub di Nusa Dua, Bali, Senin (16/5).
Rapat paripurna yang yang dipimpin Nurdin Halid itu sebenarnya beragendakan pandangan umum DPD atas laporan pertanggungjawaban DPP Partai Golkar. Namun, 15 DPD Golkar justru secara terang-terangan menggunakan sesi itu untuk menyatakan dukungannya bagi Setnov.
Terang saja rapat paripurna menjadi ribut. Teriakan mewarnai rapat paripurna karena berdasarkan kesepakatan sebelumnya, sesi pandangan umum bukan untuk menyatakan dukungan ke caketum.
Fadel pun jengah dengan kondisi di paripurna. Sampai-sampai mantan Gubernur Gorontalo itu merasa malu.
“Saya diminta ketua umum (Aburizal Bakrie) menjadi ketua komite etik. Saya merasa malu. Kita seperti di pasar, datang di sini teriak-teriak,” ucapnya.
Ia mengingatkan para peserta munaslub agar taat pada aturan main dan kode etik. Menurutnya, sebaiknya semua konsisten pada aturan dan kesepakatan.
“Sekarang kita kembali pada hal (yang) diputuskan. Diimbau untuk tidak menyebutkan nama,” kata dia menegaskan.
Fadel justru mencontohkan DPD I Sulawesi Selatan. Meski Ketua DPD I Sulsel Syahrul Yasin Limpo ikut mencalonkan diri, namun dalam pandangan umumnya tidak menyebutkan dukungan tentang caketum. “Tidak sebut nama. Saya imbau jangan bikin keonaran lagi,” ujar dia meminta.
(Baca Juga: Timses Setnov Klaim Dapat Dukungan dari 18 DPD)