Rabu 18 May 2016 06:27 WIB

Lulung: Penghapusan 3 in 1 Dipaksakan

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Achmad Syalaby
Politisi PPP Abraham Lunggana melambaikan tangan saat menghadiri undangan silaturahmi dengan para bakal calon (balon) Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra di Jakarta, Jumat (12/2).
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Politisi PPP Abraham Lunggana melambaikan tangan saat menghadiri undangan silaturahmi dengan para bakal calon (balon) Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra di Jakarta, Jumat (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akhirnya menghapus kebijakan 3 in 1 selamanya mulai Senin (16/5). Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana menyatakan penghapusan kebijakan itu dipaksakan sebab kemacetan masih tak terurai ketika uji coba penghapusan berlangsung beberapa waktu lalu.

Pria yang akrab disapa Lulung itu menilai penghapusan 3 in 1terbilang gagal dengan melihat uji cobanya.  Menurut dia, penghapusan aturan tersebut juga tak dibicarakan dengan pihak DPRD.

"Kan sudah tahu, (penghapusan) 3 in 1 kemarin proses uji cobanya kan gagal. Tapi saya lihat, itu  dipaksakan dan jelas tidak dikomunikasikan dengan DPRD," katanya.

Lulung pun meminta kebijakan three in one tetap berjalan supaya kemacetan di Jakarta bisa terurai. Ditambah lagi, ia berharap Pemprov DKI meminta saran dari kota penyangga. Sebab menurutnya, penghapusan 3 in 1 akan berdampak dengan kemacetan di kota penyangga.

"Ini kan pemerintah jalan sendiri, seakan enggak punya rakyat dan lupa dia dipilih rakyat. Pemerintah sekarang kan begitu, dia tidak perlu rakyat tapi mengelola uang rakyat dan tidak berkomunikasi dengan rakyat," ujarnya.

Sebelumnya keputusan penghapusan three in one diputuskan usai pertemuan antara Ahok dengan Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Syamsul Bahri dan Kadishubtrans DKI Andri Yansyah. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement