REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pianis muda berusia 12 tahun Joey Alexander berbagi pengalamannya saat tampil di Gedung Putih pada April.
"Saya waktu itu habis main dari Abu Dhabi sama Dan juga (contrabass Joey). Sampai DC saya masih jet lag," kata dia dalam temu media jelang konsernya "Joey Alexander Live in Concert", di Jakarta, Kamis malam (19/5).
"Waktu itu saya kaget ada seorang laki-laki datang, dan Puji Tuhan waktu itu first flight (penerbangan pertama), jadi agak cepat. Ya agak gila waktu itu," lanjut dia.
Saat itu, lanjut Joey bercerita, sejumlah musisi Jazz ternama telah menunggu dia untuk berkolaborasi dalam acara di Gedung Putih. Nominator termuda ajang penghargaan musik bergengsi dunia Grammy 2016 itu merasa terhormat dapat tampil di depan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
"Suatu kehormatan bagi saya dapat menjadi bagian di acara tersebut, dan di depan Presiden Barack Obama, sangat menyenangkan," ujar Joey.
Joey juga bersyukur dapat berkolaborasi dengan sejumlah musisi jazz legendaris. Dia mengaku mendapat banyak dukungan dari mereka. "Banyak bersyukur. Mereka juga memberi dorongan untuk keep going," kata Joey.
Saat ditanya apakah tertarik berkolaborasi dengan musisi Indonesia, Joey menyebut sejumlah nama. Dia juga berencana untuk memasukkan instrumen musik Bali, kota kelahirannya, dalam karyanya mendatang.
"Saya suka sama Tompi, Glen Fredly, semoga dalam waktu dekat," ujar dia.
"(Musik Bali) dalam waktu dekat, tapi sekarang swing dulu," tambah dia, dikutip Antaranews.