REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Amerika Serikat meminta kasus persengketaan wilayah Laut Cina Selatan diselesaikan dengan damai, Selasa (24/5). Presiden AS Barack Obama mengatakan AS tidak akan memaksakan kehendaknya pada Vietnam.
Obama bersafari di Vietnam mulai Senin (23/5). Dalam pidato di National Convention Centre, Hanoi, pada Selasa, Obama menyerukan perbaikan hak asasi manusia. Menurutnya hal ini bisa meningkatkan perekonomian, stabilitas dan kekuatan regional.
"Negara besar tidak seharusnya merisak negara yang lebih kecil, sengketa seharusnya diselesaikan dengan damai," kata Obama. Ayah dua anak ini menegaskan kunjungan ke Vietnam untuk membuka lembaran baru hubungan dua negara.
Perhelatan ini akan membantu keduanya bergerak dari sejarah dingin empat dekade lalu. Salah satu persamaan yang bisa mengeratkan adalah posisi keduanya dalam sengketa Laut Cina Selatan. AS dan Vietnam sama-sama khawatir dengan aktivitas Cina di wilayah.
AS mengaku tidak berpihak dalam klaim teritorial. AS hanya menantang klaim kebebasan navigasi dan penerbangan di wilayah udara internasional. Sejumlah kapal perang telah dikirim untuk berpatroli di sekitar wilayah reklamasi Cina. Hal ini menuai kritik pedas dari Cina. Beijing pun berulangkali memperingatkan AS.
"Kita akan terus maju, AS akan terus terbang, berlayar dan beroperasi dimana pun yang diizinkan hukum internasional," kata Obama. Sehingga AS, tambahnya, akan mendukung semua negara menggunakan haknya untuk melakukan hal yang sama.
Baca juga, Obama Tur Global Sebelum Masa Jabatannya Habis.
Kontributor Aljazirah, Adrian Brown dari Beijing mengutip media Cina yang menuduh Obama mengatur strategi untuk menahan Cina. Brown mengatakan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina menerima perkembangan kedekatan AS dan Vietnam.