Kamis 26 May 2016 11:11 WIB

Sistem Senjata Nuklir AS Ternyata Masih Pakai Floppy Disk

Sistem persenjataan nuklir AS ternyata masih menggunakan sistem komputer era 1970-an dan floppy disk.
Foto: bbc/adam butler
Sistem persenjataan nuklir AS ternyata masih menggunakan sistem komputer era 1970-an dan floppy disk.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sistem persenjataan nuklir AS ternyata masih menggunakan sistem komputer era 1970-an dan floppy disk. Hal itu terungkap dalam sebuah laporan pemerintah AS.

Dilansir BBC, Kamis (26/5), Kantor Akuntabilitas Pemerintah mengatakan Pentagon merupakan salah satu dari sejumlah departemen yang sistemnya mendesak untuk diganti.

Laporan tersebut mengatakan pembayar pajak menghabiskan 61 miliar dolar AS per tahun untuk memelihara teknologi tua tersebut. Jumlah itu tiga kali lebih besar dibandingkan investasi sistem IT modern.

Laporan mengatakan sistem Departemen Pertahanan yang mengoordinasikan misil balistik antarbenua, bom nuklir dan tanker yang mendukung pesawat dijalankan dengan IBM Series-1 Computer alias sistem komputer 1970-an, dan masih menggunakan floppy disk delapan inchi.

"Sistem tersebut masih dipakai karena, singkatnya, mereka masih berfungsi. Namun, mengingat kekhawatiran sistem yang sudah usang, drive floppy dijadwalkan akan diganti dengan perangkat digital yang aman pada akhir 2017," ujar juru bicara Pentagon Letkol Valerie Henderson kepada AFP.

Dia menambahkan modernisasi pada seluruh Komando Nuklir, Kendali dan Komunikasi masih berlangsung. Laporan mengatakan Pentagon berencana mengganti penuh sistem pada akhir 2020.

Berdasarkan laporan, perbendaharaan AS juga perlu meningkatkan pembaruan sistemnya karena masih menggunakan penyusun bahasa kode, sebuah komputer bahasa yang digunakan pada era 1950-an. Komputer ini lazimnya terikat pada perangkat keras khusus.

 

Baca:

Microsoft PHK 1.350 Pegawai di Finlandia

Eksekusi Kriminal ala Pasukan Pembunuh Misterius

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement