REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Ma’rifat Iman mengatakan kalender Islam global belum bisa ditetapkan di Indonesia dalam waktu cepat. Menurut Ma’rifat, untuk berpedoman pada kalender Islam global sebelumnya harus ada kesatuan waktu secara internasional. “Setelah itu, masih harus dilakukan tahap sosialisasi,” kata Ma’rifat dalam konferensi pers Seminar Nasional bertemakan 'Kalender Hijriyah Global: Sebuah Kenisyacaan!' pada Kamis (26/5) di Jakarta.
Kendati memakan waktu yang cukup lama, Ma’rifat mengatakan, menetapkan kalender Islam global sudah sangat mendesak. Perbedaan kalender Islam lokal, menurut Ma’rifat, akan terus mempersulit umat Islam dalam beribadah.
Ia mencontohkan dalam pelaksanaan ibadah haji. “Yang menjadi pokok utama dalam ibadah haji itu adalah Wukuf Arafah pada tanggal 9 Zulhijah. Kalau sampai di Makkah waktu pelaksanaan Wukuf Arafah berbeda dengan yang kita lakukan di Indonesia yang juga dianjurkan untuk berpuasa, ini yang jadi permasalahan,” kata Ma’rifat.
Untuk itu, Ma’rifat menekankan, penetapan kalender Islam global harus terus diupayakan.
(Baca Juga: Indonesia Diharapkan Adopsi Kalender Islam Global)