REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Kepala negosiator dari kelompok payung oposisi utama Suriah, Mohammed Alloush mengundurkan karena merasa gagal dalam pembicaraan damai. Alloush, dari Komite Nasional Tinggi (HNC) mengatakan, pembicaraan tidak membawa kesepakatan politik atau meringankan penderitaan warga Suriah di wilayah terkepung.
HNC menangguhkan keterlibatannya dalam kedekatan negosiasi yang ditengahi PBB dengan delegasi pemerintah Suriah di Jenewa April lalu. Tidak ada tanggal yang ditetapkan kapan pembicaraan kembali dimulai.
"Tiga putaran pembicaraan tidak berhasil karena sikap keras kepala rezim dan pemboman terus-terusan dan agresi terhadap rakyat Suriah," ujar Alloush dilansir dari laman BBC News, Ahad (29/5).
HNC yang didukung Saudi selama beberapa bulan telah menyatakan frustasi tentang kemajuan pembicaraan Jenewa. Mereka marah karena kurangnya bantuan kemanusiaan yang mencapai daerah terkepung, lamanya pembebasan tahanan politik, dan tidak adanya gerakan menuju transisi politik di Suriah tanpa Presiden Bashar al-Assad.
Gencatan senjata nasional antara pasukan pemberontak dan pemerintah ditengahi oleh Amerika Serikat dan Rusia. Tapi sering dilanggar.
Pengunduran diri Alloush ini bisa mendorong kepergian yang lainnya. Laporan-laporan mengatakan, anggota HNC lain telah mengisyaratkan kemungkinannya untuk berhenti.
Lebih dari 250 ribu warga Suriah tewas dan sekitar 11 juta orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka selama perang sipil. Perang dimulai dengan pemberontakan terhadap Assad lima tahun lalu.