REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel pada Rabu (1/6) membebaskan ekstremis Yahudi setelah terbukti bersalah melakukan pembakaran di mana balita Palestina ikut menjadi korban tewas. Pelaku dibebaskan meski baru menjalani 10 bulan masa kurungan di penjara, setelah ditangkap tahun lalu.
Meir Ettinger ditangkap tahun lalu karena terbukti melakukan pembakaran mematikan di Tepi Barat, hingga menewaskan tiga orang termasuk seorang balita. Ia ditahan dengan penahanan administratif.
Badan keamanan internal Israel, Shin Bet menolak mengatakan alasan Ettinger dibebaskan. Namun dalam sebuah email, mengatakan ia dilarang memasuki Tepi Barat selama setahun dan dilarang menghubungi aktivis radikal tertentu selama enam bulan sebagai syarat pembebasannya.
Ettinger merupakan cucu dari Rabbi kelahiran Amerika Serikat Meir Kahane. Kahane merupakan ekstremis Yahudi paling terkenal di Israel. Kahane tewas dibunuh oleh penembak di New York pada 1990.
Ettinger telah dituduh memimpin gerakan ekstrimis yang berusaha untuk membawa agama penebusan melalui serangan pada situs Kristen dan properti Palestina. Sima Cohav, pengacara Ettinger, membantah tuduhan dengan mengatakan Ettinger tidak terlibat apa-apa.
Juru bicara pemerintah Palestina Jamal Dajani mengatakan Ettinger kini diizinkan berkeliaran bebas. Menurutnya, ini menempatkan hidup warga Palestina dalam bahaya.
Baca: Peselancar Kehilangan Satu Kaki Digigit Ikan Hiu