Sabtu 04 Jun 2016 06:15 WIB

Harga Daging Melonjak, JK: Solusinya Musti Impor

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Presiden Jusuf Kalla
Foto: Republika/ Wihdan
Wakil Presiden Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai diperlukan keseimbangan permintaan dan pasokan daging agar harga daging tak meroket. Untuk mengatasi kekurangan pasokan daging pun, pemerintah harus menyediakan produksi daging secara impor.

"Jadi cuma satu saja solusinya, supplynya dinaikkan. Naikkan dua cara, produksinya kalau bisa naik kalau katakanlah tidak mudah naik segera seperti sapi dan sebagainya, ya musti impor dan kita impor. Hanya itu saja, tidak ada cara lain," jelasnya.

JK juga menilai kebijakan impor daging yang dilakukan pemerintah tak akan merugikan para peternak. Sebab, selama ini pemerintah memutuskan kebijakan dengan mempertimbangkan baik kepentingan konsumen dan juga kepentingan peternak.

"Kalau mau harga betul-betul untuk konsumen, 60 ribu bisa. Karena harga daging India itu kira-kira 50 ribu per kilo, ditambah ongkos dsb, 60 ribu atau 70 ribu bisa. Impor ajah sebanyak-banyaknya. Tapi kita juga menjaga peternak," katanya.

Lebih lanjut, JK mengatakan jika harga daging terlalu tinggi pun juga dapat berdampak buruk. Sebab, para peternak dapat memotong seluruh sapi baik jantan maupun betina. Jika sapi betina atau induk pun ikut dipotong maka pemerintah justru akan mengimpor daging semakin banyak. Ia menegaskan, pemerintah hanya dapat mengendalikan harga melalui pasokan saja.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement