Ahad 05 Jun 2016 10:21 WIB

Gunung Kerinci Masih Keluarkan Asap Tinggi

Gunung Kerinci
Foto: Blogspot
Gunung Kerinci

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gunung Kerinci masih mengeluarkan asap kelabu dengan ketinggian sekitar 800 meter dari bibir kawah.

"Pada Minggu pagi, Gunung Kerinci terlihat jelas. Warna asap kelabu dengan ketinggian sekitar 800 meter dari bibir kawah dan mengarah ke barat laut," kata Ketua Pos Pengamatan Gunung Kerinci Indra Saputra, Ahad (5/6).

Gunung yang memiliki ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut (Mdpl) tersebut masih mengalami getaran dengan amplitudo 0,5-1 milimeter.

"Pada Sabtu tremor dengan amplitudo 0,5-4 milimeter namun lebih dominan pada 1 milimeter," katanya.

Selain getaran, katanya, terekam juga guncangan tektonik lokal sebanyak satu kali dan tektonik jauh dua kali. Dengan kondisi saat ini, sebutnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih merekomendasikan agar masyarakat sekitar Gunung Kerinci dan pengunjung tidak diperbolehkan mendekati kawah aktif dengan radius 3 km. Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius bahaya yaitu kawasan rawan bencana (KRB) III.

Selain itu, jalur penerbangan di sekitar gunung tertinggi di Sumatera itu dihindari karena kekhawatiran bahwa sewaktu-waktu bisa terjadi semburan abu dengan ketinggian yang bisa menganggu penerbangan.

Sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Pengendalian Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, menyebutkan letusan Gunung Kerinci menyebabkan hujan abu tipis di Desa Sungai Sikai dan Desa Tangkil di Kecamatan Gunung Tujuh, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, dengan ketebalan sekitar 0,01 milimeter hingga 0,05 milimeter. Letusan berlangsung puluhan kali dan terus menerus.

Kendati demikian, tidak ada peningkatan status, sehingga status gunung tetap Waspada atau tingkat II. Status itu ditetapkan sejak 9 September 2007 hingga sekarang.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement