REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas), Muhammad Hailuki menyebut, ada sasaran yang ingin diraih oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ketika melempar isu aturan jilbab di sekolah.
"Kita bisa mengatakan, pertama (isu itu) di luar hal-hal prinsipil, di luar pandangan soal keagamaan apapun kita bisa mencermati, ada sasaran publik yang ingin dia raih," kata dia kepada Republika.co.id, Kamis (9/6).
Hailuki menjelaskan, tingkat religiusitas umat Islam di DKI Jakarta bervariasi. Mereka terbagi oleh kelompok Islam nasionalis dan fundamentalis. Artinya, ia menuturkan, ada Muslim yang sangat kuat imannya, ada pula yang biasa saja.
"Mungkin ada kelas yang ingin diraih dukungannya oleh Ahok (yang tak terlalu religius)," jelasnya.
Hailuki menilai, sikap Ahok tersebut merupakan salah satu upaya untuk menyuarakan aspirasi masyarakat Muslim yang pemahaman Islamnya biasa saja. "Ingin Ahok suarakan, sehingga berbalik dukungan pada Ahok. Dalam hal ini katakanlah kelompok Islam nasionalis," ujar dia.
Sebelumnya, Ahok tiba-tiba melarang sekolah negeri memaksa siswinya mengenakan jilbab. Larangan itu disampaikannya saat memberi pengarahan kepada 1.700 kepala sekolah TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan pejabat struktural eselon III serta IV di lingkungan Dinas Pendidikan DKI Jakarta, di Gedung Yayasan Budha Tzu Chi, Sabtu (4/6).