REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat mengatakan akan maju kembali pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 akan tetap melalui jalur Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Saya prinsipnya tetap pada jalur kepartaian dan perlu juga relawan. Karena pilkada yang jadi faktor penentu ada dua yakni partai dan pendukung. Relawan kita perlukan dalam pemenangan pilkada ada sayap-sayap dan pos," kata Djarot di Jakarta, Jumat (10/6).
Dalam pemenangan pilkada partai sendiri dan relawan sendiri, saat ini belum terkoordinasi karena juga tumpang tindih. Dan tentulah partai yang paling berpengalaman tentang itu, ucapnya.
"Untuk 2019 itu kan sudah enggak ada lagi relawan, karena pileg dan pilpres bareng. Artinya relawan pasti akan gabung ke partai karena yang mengusulkan partai dan ini terasa loh," tutur Djarot.
Saat ini PDIP belum ada yang mencalonkan untuk maju pada Pilkada DKI Jakarta, yang ada masih bakal calon. Hanya bedanya ada yang sudah "declare" ada yang yang tidak. Namun yang jelas dari partai politik (parpol) yang menyatakan calonnya, maka mekanisme partai yang akan berjalan, imbuhnya.
"Ada tiga pintu untuk pencalonan di PDIP yaitu melalui DPD, DPP atau menggunakan hak prerogatif dan semua melalui rapat pleno," kata Djarot.
Saat melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot beberapa waktu yang lalu, dia mengatakan tidak menjawab apa yang dibicarakan Mega salah satunya pilkada.
"Pak Ahok enggak jawab juga, cuma kasih pilihan kalau kita pakai partai politk, tergantung kamu mau lewat jalur mana. Kita tuh berani saja, orang PDIP zaman Orba dihajar enggak apa apa, sepuluh tahun nggak di pemerintahan nggak ngemis-ngemis," tukas Djarot.