Ahad 12 Jun 2016 21:03 WIB

Gerindra: Koalisi Gemuk untuk Pilgub DKI Tunggu PDIP

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Karta Raharja Ucu
Ilustrasi Pilkada Damai, Pilkada Serentak
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Pilkada Damai, Pilkada Serentak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana pembentukan koalisi gemuk oleh sejumlah partai politik menjelang Pilgub DKI Jakarta 2017 saat ini terus bergulir. Menurut penuturan salah seorang politikus Partai Gerindra, saat ini sudah ada rencana penggalangan kekuatan oleh beberapa parpol di tingkat Ibu Kota untuk menyaingi pencalonan pejawat Basuki T Purnama (Ahok).

"Semua partai (rencananya akan ikut koalisi), kecuali Nasdem dan Hanura. Kalau Golkar masih setengah-setengah. Tapi saya dengar dari Bang Oding (Sekretaris DPD Partai Golkar DKI Jakarta, Zainuddin), dia bilang tidak akan dukung Ahok," ujar Ketua Tim Penjaringan Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra, Syarif, kepada wartawan usai menghadiri buka bersama di kediaman Yusril Ihza Mahendra di Jakarta, Ahad (12/6).

Ia menuturkan, para politikus di kalangan DPD PDIP DKI Jakarta juga memiliki keinginan menggelar pertemuan kembali dengan Gerindra untuk membahas soal rencana pembentukan koalisi gemuk tersebut. Seharusnya, kata Syarif, pertemuan itu diadakan sebelum Hari Raya Idul Fitri tahun ini.

"Tapi karena DPD PDIP DKI Jakarta saat sedang sibuk melakukan finalisasi terhadap hasil psikotes para kandidat, pertemuan kami dengan mereka jadinya diundur sesudah Lebaran," ucap Syarif.

Menurut dia, begitu PDIP sudah menetapkan satu nama yang akan diusung pada Pilgub DKI mendatang, peluang koalisi Gerindra dengan parpol pimpinan Megawati Sukarnoputri itu bakal semakin memungkinkan untuk dibentuk. "Apalagi PDIP di DKI juga sudah menyatakan tidak akan mendukung Ahok. Jadi, kami saat ini masih menunggu keputusan dari PDIP," kata Syarif yakin.

Sebelumnya, PDIP telah melakukan penjaringan terhadap bakal kandidat kepala daerah yang akan maju pada Pilgub DKI Jakarta 2017. Proses seleksi tersebut saat ini sudah sampai pada tahap psikotes dan mengerucut pada sejumlah nama.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement