Senin 13 Jun 2016 01:25 WIB

Meski Ramadhan, Perayaan Peh Cun Tetap Meriah

Rep: C35/ Red: Winda Destiana Putri
Sejumlah warga keturunan Tionghoa memainkan Liong saat perayaan Peh Cun di Pantai Parangtritis, Bantu, Yogyakarta, Sabtu (20/6). Perayaan Peh Cun menjadi ungkapan syukur masyarakat keturunan Tionghoa kepada Tuhan YME serta sebagai simbol ungkapan terimakas
Foto: Antara
Sejumlah warga keturunan Tionghoa memainkan Liong saat perayaan Peh Cun di Pantai Parangtritis, Bantu, Yogyakarta, Sabtu (20/6). Perayaan Peh Cun menjadi ungkapan syukur masyarakat keturunan Tionghoa kepada Tuhan YME serta sebagai simbol ungkapan terimakas

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Bulan Ramadhan tak menghalangi niatan ratusan warga Kota Tangerang dan sekitarnya untuk menghadiri Perayaan Peh Cun 2016.

Acara yang menurut sejarahnya dilaksanakan sejak tahun 1910 tersebut menjadi tradisi yang sakral masyarakat Tionghoa Kota Tangerang atau yang lebih dikenal dengan Cina Benteng.

Perayaan tersebut juga selalu diramaikan dengan berbagai ritual dan tradisi unik yang tidak lepas dari kebudayaan sungai seperti lomba perahu naga, lomba menangkap bebek, lempar bacang, hingga mendirikan telur.

Acara tahunan ini seolah menjadi saksi akulturasi budaya dan harmonisasi keragaman suku dan budaya yang ada di Kota Tangerang. Contoh nyatanya ada pada Perayaan Peh Cun 2016, tak sedikit warga Muslim Kota Tangerang yang berada di sekitar sungai Cisadane ikut berpartisipasi menjadi peserta perahu naga atau hanya sekadari menonton acara tersebut.

Wali kota Tangerang Arief R Wismansyah yang hadir bersama istri dan anak-anaknya juga terlihat begitu antusias melihat keharmonisan warganya yang tercermin dari kegiatan tersebut. Bahkan Arief juga mengajak anggota keluarganya untuk menaiki perahu naga sambil merasakan atmosfer acara yang konon sudah sangat terkenal di kalangan warga Tionghoa di Indonesia.

“Melalui kegiatan ini menunjukkan bagaimana masyarakat Kota Tangerang bisa menjalin keharmonisan yang baik di tengah perbedaan kepercayaan masing-masing. Mari kita jadikan masyarakat Kota Tangerang itu masyarakat yang rukun, dan mari kita ciptakan keamanan dan kenyamanan di Kota Tangerang, sehingga Kota Tangerang bisa menjadi Kota yang layak huni,” ujar Arief saat melepas para peserta lomba Perahu Naga, Ahad (12/6).

Arief juga mengajak kepada seluruh warga sekitar Cisadane untuk terus bersama-sama menjaga kelestarian dan keindahan sungai Cisadane yang menjadi sumber penghidupan bagi banyak orang di Kota Tangerang dan sekitarnya.

"Mengingat pentingnya peran sungai Cisadane ini, jangan pernah buang sampah ke sungai," katanya.

Festival ini diadakan warga Tionghoa untuk mengenang seorang pemimpin yang rela berkorban dengan menceburkan dirinya ke sungai untuk mempertahankan kebenaran, kejujujuran dan keadilan.

Sementara itu, pada pelaksanaan tahun ini selain dimeriahkan oleh berbagai kegiatan rutin Peh Cun, pada tahun 2016 juga dimeriahkan dengan adanya Street Food Festival dan juga Chili Festival.

"Disini juga ada Bacang Fair, buka puasa dengan menampilkan bacang halal isi cabe mulai dari bacang mercon, bacang granat, bacang rudal, bacang naga api yang pedesnya gila-gilaan," kata Tokoh Masyarakat Tionghoa Kota Tangerang dan juga Pendiri Benteng Heritage, Udaya Halim.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement