REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Maged Metwally (72 tahun) meninggalkan Mesir sebagai pemuda 20 tahun untuk mencari kehidupan yang lebih baik bagi dirinya.
Kini, ia kadang membantu menjadi imam shalat di Stuart Masjid di Stuart, Florida, sebuah kota kecil yang berjarak 30 menit dari kelab malam gay di Orlando yang ditembaki.
Metwally, seperti banyak Muslim Florida lain, mengutuk penembakan yang menewaskan 50 orang tersebut. Dia menyatakan kesedihannya atas insiden itu. Kepada ABC News Metwally mengatakan aksi penembakan akan menodai reputasi agama yang dianutnya.
"Apa yang dilakukan pria ini menodai wajah Islam yang baik. Ini kebodohan dan keacuhan, dan ini menghancurkan agama kami. Alquran tidak pernah membenarkan membunuh orang," kata Metwally yang merupakan seorang arsitek.
Dia merujuk pada penembak Omar Mateen.
Baca: Lima Fakta Omar Mateen, Algojo di Kelab Gay Orlando
Metwally menambahkan komunitas Muslim di wilayahnya adalah warga yang kecil dan sederhana. Dia mengatakan tetangganya yang non-Muslim menghormati mereka.
Muslim di kawasan Treasure Coast, Florida dimanan MAteen berasal mencintai Amerika dan bangga menyebut Amerika rumah mereka. Dia mengatakan sekitar 50 orang dari Stuart dan kota sekitar datang ke masjid tersebut untuk berdoa bersama.
"Kami hanya Muslim yang beribadah. Tidak ada yang istimewa," ujarnya.
Presiden Islamic Society of Central Florida Imam Muhammad Musri dalam konferensi pers, Ahad (12/6), mengutuk serangan dan meminta korban didoakan.
Baca: Ayah Penembak Kelab Gay: Dia Marah karena Melihat Dua Pria Berciuman