REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Nasib seekor bayi gajah yang lahir di Kebun Binatang Melbourne, Rabu (15/6) masih tidak menentu setelah bayi itu lahir dengan kondisi yang tidak memungkinkannya berdiri.
Proses kelahiranya bayi gajah betina ini berjalan normal, namun bayi itu tidak bisa menyusui dari induknya Num Oi, karena tidak bisa berdiri karena kondisi yang disebut congenital carpal flexure.
Menurut dokter hewan kepala Kebun Binatang Melbourne Michael Lynch, kondisi tersebut menghalangi bayi gajah ini meluruskan kedua lutut bagian depannya. Meskipun kondisi ini sebenarnya jarang terjadi di kalangan gajah Asia, namun penyakit yang sering menimpa kuda.
Oleh karenanya, para dokter hewan ahli masalah kuda dari Sekolah Kedokteran Hewan Melbourne University telah dipanggil untuk dimintai pendapatnya. Alat bantu telah dipasang di kedua kaki bayi gajah tersebut, dan dia diberi susu botol, sampai dia bisa berdiri untuk menyusui dari induknya.
Dalam pernyataannya, Kebun Bintang Melbourne mengatakan mengurusi bayi gajah ini merupakan tantangan yang besar, dengan berbagai potensi masalah.
"Pengasuh, dan dokter hewan terus menerus mengecek perkembangan bayi dan induknya Num Oi. Meskipun bayi ini mendapatkan perawatan maksimal namun masa depannya masih tidak menentu," kata pernyataan ini.
Masa kandungan gajah biasanya adalah sekitar 22 bulan, dan ketika sedang mengandung 12 bulan, berat induk gajah Num Oi adalah 3.230 Kg.