REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat dari Labor Institute Indonesia, Andy William Sinaga berpendapat tugas utama Komjen Pol Tito Karnavian apabila terpilih sebagai kapolri yang baru adalah melakukan konsolidasi atau penguatan di tubuh Polri.
"Sudah saatnya Tito dapat segera melakukan pemetaan ketat bagi calon-calon pejabat Polri, terutama yang akan duduk sebagai pemimpin di seluruh Polda di Tanah Air," katanya di Jakarta, Kamis (16/6).
Secara internal, Tito Karnavian harus melakukan pembenahan dan konsolidasi dalam tubuh internal Polri dalam penegakan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia. Praktik oknum polisi yang melakukan "kongkalikong" harus diberantas, seperti razia ilegal dan upeti dalam proses tilang.
"Perlu pula menghadirkan polisi di setiap kampung atau desa-desa yang sigap dan cepat dalam memberikan rasa aman bagi masyarakat," ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa pemberantasan peredaran obat-obatan terlarang dan narkotika yang untuk daerah-daerah tertentu masih perlu penanganan yang serius.
Pencegahan dengan tegas perlu dilakukan untuk memberantas para pengedar narkoba yang sudah mulai masuk ke sudut-sudut kampung dengan meningkatkan peran intelijen kepolisian khusus narkoba.
Tugas berikutnya, kata Andy, adalah memberangus upaya-upaya kekerasan dan terorisme di masyarakat tanpa pandang bulu dengan cara memperkuat peran kepolisian khusus antiteror.
Andy menilai Presiden Joko Widodo tepat dalam memilih Tito sebagai calon kapolri karena sosoknya yang cerdas, profesional dan militan.
"Kami mengimbau agar seluruh fraksi di Komisi III DPR RI mengedepankan profesionalitas dan komitmen untuk memilih kapolri yang benar-benar dapat memberikan perubahan besar di tubuh Polri, agar menjadi primadona bagi masyarakat," jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengajukan Komjen Pol Tito Karnavian sebagai calon kepala Polri dan sudah mengirimkan surat kepada Ketua DPR yang berisi pengajuan nama Tito sebagai pengganti Jenderal Pol Badrodin Haiti yang akan pensiun.