Jumat 17 Jun 2016 07:17 WIB

Pesan Pemuda Muhammadiyah untuk Tito Karnavian

Rep: Mabruroh/ Red: Bilal Ramadhan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Tito Karnavian menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/4).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Tito Karnavian menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus yang mirip dengan tewasnya Siyono saat dalam pengawalan aparat kepolisian kembali terjadi. Kini Abdul Jalal telah dimakamkan dengan bekas luka tembak dan luka sayatan setelah sebelumnya ditangkap oleh Polisi.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar mengatakan tidak ingin peristiwa tersebut kembali terulang. Dia meminta supaya aparat kepolisian lebih terbuka dalam menindak tegas pelaku tindak kejahatan meskipun apabila pelakunya adalah anggota kepolisian.

"Selama ini kami anggap institusi yang sama sekali tidak bisa dikoreksi adalah kepolisian," ujar Dahnil saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Kamis (16/6).

Apalagi sambungnya saat ini ramai dibicarakan terkait pencalonan Kapolri. Dahnil berpesan apabila memang nama Tito Karnavian yang disebut-sebut oleh Presiden sebagai pengganti Jenderal Badrodin Haiti agar kepolisian ke depannya lebih terbuka dan menerima koreksi dari masyarakat.

"Karena kasus ini juga kan berulang kali kasus-kasus serupa terjadi ini yang harus menjadi koreksi polisi. Jadi saya pikir hal-hal seperti ini bisa menjadi PR paling penting yang hartus dituntaskan kepolsian," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement