REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan belum akan menetapkan darurat bencana terkait banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jawa Tengah.
Disela-sela pemantauan langsung ke beberapa lokasi terdampak banjir di Surakarta pada Ahad (19/6) siang, ia mengatakan Pemprov Jatim dan stakeholder terkait masih akan mlakukan evaluasi.
"(Darurat bencana) belum, kami masih melakukan evaluasi hingga besok. Perkiraan cuaca menyebut hujan turun hingga besok," katanya.
Tak hanya di Surakarta, sejumlah wilayah lainnya seperti Purworejo, Kebumen, Banyumas, Sukoharjo dan Karanganyar pun dilanda hujan deras sejak Sabtu (18/6) malam mengakibatkan banjir.
Selain bencana banjir, bencana longsor juga terjadi di Banjarnegara, Kebumen dan Purworejo. Hingga saat ini Pemprov Jateng masih melakukan pendataan terkait jumlah korban. Ganjar menjelaskan bersama BPBD, saat ini pihaknya tengah memprioritaskan evakuasi serta penaganan terhadap warga terdampak bencana banjir dan longsor.
Ia pun meminta Bupati dan Wali Kota untuk mlakukan identifikasi permasalahan terkait bencana yang meanda di wilayahnya masing-masing. Sementara itu terkait stok Logistik ia memastikan dapat terpenuhi. Terkait logistik Ia pun mengintruksikan agar setiap wilayah berkoordinasi dengan Pemprov Jatim.
"Logistik masih cukup tidak ada masalah, kami meminta terus berkoordinasi saja. Kami sudah melakukan koordinasi dengan Kabupaten/Kota, dan BPBD serta dibantu TNI dan Polri untuk evakuasi," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sedikitnya 24 orang tewas dan 26 orang masih dinyatakan hilang, akibat bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah di Jawa tengah.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan berdasarkan data hujan lebat disertai dengan angin kencang pada Sabtu (18/6) kemarin, telah mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor di 16 kabupaten/kota di Jawa Tengah.