Selasa 16 May 2023 21:20 WIB

Resmikan Rumah Pembauran Kebangsaan, Ganjar: Perkuat Persatuan

Gubernur Jateng resmikan Rumah Pembauran Kebangsaan Jawa Tengah.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Bayu Hermawan
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat menghadiri peresmian Rumah Pembauran Kebangsaan Jawa Tengah, di kompleks Wisma Perdamaian, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (16/5).
Foto: Dok Humas prov. Jateng
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat menghadiri peresmian Rumah Pembauran Kebangsaan Jawa Tengah, di kompleks Wisma Perdamaian, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meresmikan Rumah Pembauran Kebangsaan Jawa Tengah. Ganjar menegaskan pentingnya kebersamaan dan persaudaraan antar sesama anak bangsa.

Keberadaan Rumah Pembauran Kebangsaan ini akan menjadi titik temu bagi perbedaan yang ada, menjadi ruang untuk bertukar pikiran dan saling mempelajari keberagaman sebagai sebuah persatuan agar bangsa Indonesia menjadi lebih kuat.

Baca Juga

"Ini rumahnya para pionir, para pelopor dan tokoh- tokoh dari banyak suku bangsa di Indonesia yang ada di Jawa Tengah," ujarnya di sela meresmikan Rumah Pembauran Kebangsaan Jawa Tengah, di kompleks Wisma Perdamaian, Kota Semarang, Selasa (16/5).

Mereka, jelas gubernur, ada yang dari Nias, Jawa, Maluku, NTT dan juga dari Papua. Semua berkumpul dan sepakat, bahwa perlu adanya rumah pembauran ini agar ada meeting point untuk bisa bertemu.

Maka besar harapan Gubernur Jawa Tengah dengan kehadiran rumah pembauran kebangsaan, yang diinisiasi oleh Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Jawa Tengah, ini dalam memperkuat persaudaraan dan persatuan bangsa.  

"Ini bisa memperkuat persaudaraan, persatuan antar sesama anak bangsa sekaligus juga meningkatkan toleransi di Jawa Tengah, yang selama ini sudah terbangun dengan baik," tegasnya.

Seperti diketahui, berdasarkan rilis SETARA Institute pada awal April lalu, 10 kota paling toleran di Indonesia, empat di antaranya berada di Jawa Tengah. Keempat kota tersebut yakni Kota Salatiga, Kota Surakarta, Kota Semarang dan Kota Magelang.

Selain itu, Provinsi Jawa Tengah belum lama ini juga menerima penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI sebagai daerah yang berkomitmen menerapkan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang mengarah pada Terorisme (RAN PE).

Predikat itu diperoleh karena Jawa Tengah berkomitmen mencegah paham ekstrem dan radikal melalui regulasi, bidang pendidikan serta pemberdayaan ekonomi.

BNPT juga mencatat indeks intoleransi di Jateng yang cukup rendah dengan 6,8 persen dan masih di bawah indeks Nasional yang sebesar 12,6 persen.

Apalagi, lanjutnya, sekarang sudah masuk tahun politik, jangan lah nanti kita membawa isu- isu perpecahan, SARA dan isu lain yang dapat melemahkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

"Maka rumah pembauran ini menjadi penting untuk mendinginkan situasi, karena kita semua  bersaudara, kita bangsa Indonesia, kita berbahasa Indonesia, kita bertanah air Indonesia dan kita bernegara Indonesia," tandasnya.

Ketua FPK Jawa Tengah, Muhammad Adnan menyampaikan, rumah pembauran kebangsaan ini menjadi simbol pemersatu keberagaman dan satu- satunya yang ada di tanah air. Pasalnya, keberadaan Rumah Pembauran Kebangsaan ini baru ada di Provinsi Jawa Tengah.

"Forum Pembauran Kebangsaan Jawa Tengah terdiri dari berbagai kelompok etnis yang ada di Indonesia. Di antaranya suku Jawa, Sunda, Dayak, Minang hingga Papua," tegasnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement