Selasa 21 Jun 2016 03:15 WIB

Obat Berbahaya Banyak Ditemukan di Desa-Desa

Petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyusun contoh kosmetik ilegal dengan bahan dan zat berbahaya yang diamankan dalam operasi pasar 19-30 Oktober 2015 di kantor pusat BPOM, Jakarta, Jumat (6/11).
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyusun contoh kosmetik ilegal dengan bahan dan zat berbahaya yang diamankan dalam operasi pasar 19-30 Oktober 2015 di kantor pusat BPOM, Jakarta, Jumat (6/11).

REPUBLIKA.CO.ID, NEGARA -- Peredaran obat berbahaya seperti jamu dan lain-lain, akan berdampak terhadap konsumen jika mengkonsumsinya dominan ditemukan di desa-desa Kabupaten Jembrana, Bali.

"Saat melakukan razia terhadap warung dan toko, peredaran obat atau jamu yang masuk kategori berbahaya dan sudah dilarang BPOM, banyak kami temukan di desa-desa," kata Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Jembrana I Komang Susila, saat melakukan pemeriksaan di sejumlah warung di Desa Tegalbadeng Timur dan Tegalbadeng Barat, Kecamatan Negara, Senin (20/6).

Selain memberikan teguran tertulis kepada penjual, agar peredaran jamu dan obat tersebut bisa diberantas, ia mengatakan, akan berkoordinasi dengan BPOM untuk melakukan penyitaan.

Pihaknya juga akan minta daftar obat dan jamu yang dilarang beredar, dan akan diberikan kepada desa/kelurahan untuk dilibatkan dalam pembinaan kepada pedagang.

Saat razia di Desa Tegalbadeng Timur dan Tegalbadeng Barat, petugas menemukan belasan botol jamu yang dianggap berbahaya, serta 98 bungkus obat yang diduga ilegal.

Selain itu juga ditemukan belasan makanan dan minuman dalam kemasan yang sudah kadaluarsa, termasuk 52 makanan ringan yang mengandung pewarna tekstil dan belasan kerupuk mengandung boraks.

"Peredaran makanan, minuman, jamu serta obat berbahaya tersebut kami temukan di sembilan dari sepuluh warung yang kami datangi. Ini menjadi indikasi yang membahayakan masyarakat," kata Susila.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement