REPUBLIKA.CO. JAKARTA -– Menjadi seorang muazzin adalah sebuah pekerjaan yang mulia dan penuh berkah. Sebab, ia selalu mengingatkan umat Islam untuk berhenti sejenak meninggalkan rutinitas duniawi dan menyembah Allah SWT.
Tak heran banyak orang yang ikhlas mendedikasikan dirinya menjadi muazin dan rela menomorduakan urusan duniawinya. Setidaknya demikianlah yang dirasakan oleh Misbah (38), muazin masjid Al Azhar, Cempaka Putih, Jakarta.
Misbah mengaku sudah lima tahun mendedikasikan dirinya menjadi muazin di masjid Al Azhar. Ada kesenangan tersendiri yang ia rasakan ketika melihat para jamaah datang untuk menunaikan shalat ke masjid karena seruannya.
“Kalau lihat masjid ramai setelah azan itu senang sekali melihatnya, dan sedih sekali kalau yang datang ke masjid hanya segelintir orang,” ujar Misbah kepada Republika, Rabu (22/6).
Menjadi seorang muazin menurut Misbah harus pandai-pandai dalam mengatur waktu agar azan selalu dikumandangkan sesuai waktu. Bapak satu orang anak ini mengaku persiapan azan dilakukan 30 menit sebelum masuk waku shalat. “Paling tidak minimal 10 menit sebelum menjelang waktu sholat sudah stand by di depan pengeras suara,” kata Misbah.
Untuk mempermudah aktivitasnya, Misbah sebiasa mungkin menjalankan kehidupan sesuai sunah Nabi Muhammad SAW. Ketika musim Ramadhan contohnya. Ia akan meminum seteguk air dan memakan tiga biji kurma terlebih dahulu sebelum azan maghrib.
Selain berprofesi sebagai muazin, Misbah juga melakukan pekerjaan sampingan untuk menambah pemasukan bagi keluarganya sebagai seorang kuli bangunan. Kendati juga disibukkan dengan pekerjaan bangunan, Misbah tetap mendahulukan tugasnya mengumandangkan azan.
Setiap ada orang yang ingin memperkerjakannya sebagai kuli bangunan, Misbah selalu mengajukan syarat agar diberikan waktu untuk mengumandangkan azan ketika 30 menit menjelang waktu shalat. “Setelah azan dan shalat saya akan kembali bekerja,” ungkap Misbah.
Meski merasa sedikit kerepotan, Misbah sangat senang dengan profesinya sebagai muazin sekaligus kuli bangunan. Sebab ada banyak hikmah yang ia dapatkan dari profesinya sebagai muazin tersebut. “Saya bisa shalat di awal waktu dan saya bisa memperbaiki kualitas ibadah,” ungkapnya penuh syukur.