REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana di masing-masing wilayah yang telah dipetakan. Menurut JK, pemerintah selalu melakukan koordinasi dengan BNPB dan daerah setempat untuk mengantisipasi dan menangani bencana yang terjadi.
"Ya tentu kita selalu berkoordinasi dengan BNPB dan daerah-daerah," kata JK di Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN, Jalan Raya LAPAN Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Rabu (22/6).
Berdasarkan laporan yang diterimanya terkait bencana banjir dan longsor di Jawa Tengah, JK menyampaikan penanganan bencana hingga saat ini telah dilakukan dengan baik meskipun masih dalam tahap evakuasi maupun pencarian korban.
"Ini akibat tentu termasuk bagian daripada La Nina yang pada musim kering tapi hujan. Itulah risiko yang timbul seperti itu," tambah dia.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan wilayah Jawa Tengah memiliki topografi berbukit-bukit hingga kawasan daerah aliran sungai (DAS). Karenanya, bencana banjir dan tanah longsor masih rawan terjadi di Jawa Tengah.
"Potensi banjir dan longsor masih tinggi, khususnya di daerah perbukitan, pegunungan dan kawasan dataran rendah di sekitar aliran sungai," ujar Sutopo, Selasa (21/6).
Pengaruh La Nina yang menguat pada Juli hingga September mendatang, lanjut dia, juga berimbas kepada curah hujan di Jawa Tengah. Meski demikian, pihaknya pun mengingatkan, potensi banjir dan tanah longsor umumnya tetap tinggi di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Terkait pencarian dan evakuasi korban bencana di 16 kabupaten/kota wilayah Jawa Tengah, Sutopo mengatakan masih terus berlangsung sesuai kebutuhan. Jumlah korban meninggal tercatat sebanyak 43 orang. Korban meninggal berasal dari Kabupaten Purworejo (32 orang), Kabupaten Kebumen (dua orang), Kabupaten Banjarnegara (enam orang) dan tiga orang korban lain masing-masing berasal dari Rembang, Banyumas dan Kabupaten Sukoharjo.