REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Cile sukses melenggang ke final Copa Amerika Centenario 2016. Pada babak empat besar Alexis Sanchez dan rekan-rekan mengandaskan perlawanan Kolombia. Skor 2-0 untuk La Roja terjadi di stadion Soldier Field, Chicago, Kamis (23/6) pagi WIB.
Cile unggul cepat saat babak pertama baru berjalan tujuh menit. Tendangan gelandang Charles Aranguis berhasil merobek gawang David Ospina setelah ia memanfaatkan sundulan Eduardo Vargas.
Empat menit kemudian sang juara bertahan menambah keunggulan. Pemain tengah Jose Fuenzalida mampu mencatatkan namanya di papan skor memanfaatkan bola muntah setelah tendangan Sanchez membentur tiang gawang Kolombia. Kedudukan 2-0 untuk La Roja bertahan hingga jeda.
Cuaca buruk membuat penyelenggara pertandingan menunda laga selama kurang lebih dua jam. Hujan dan petir terlihat di langit Soldier Field.
Ketika pertandingan kembali dilanjutkan, Kolombia tak bisa berbuat banyak. Apalagi mereka harus bermain dengan 10 pemain setelah Carlos Sanchez dikeluarkan wasit akibat memperoleh kartu kuning kedua. Kedudukan pun tidak berubah hingga laga berakhir.
Cile akan menghadapi Argentina pada laga puncak. Ini partai ulangan final Copa Amerika 2015 lalu, dimana La Roja keluar sebagai pemenang lewat adu penalti.
Usai laga, pelatih Cile Juan Antonio Pizzi memuji kinerja timnya. Pizzi memberikan kredit untuk para pemainnya karena mereka mampu menjaga konsentrasi meskipun pertandingan ditunda selama dua jam.
"Ini adalah grup pemenang. Keunggulan utama bagi para pemain ialah mereka juara," ujar Santos di lapangan Soldier, dilansir dari Four Four Two, Kamis (23/6).
"Sebelum pertandingan atau turnamen, mereka yakin mereka akan menang. Keyakinan ini memungkinkan mereka bermain sebagaimana mereka dan memiliki keyakinan yang mereka punya dalam pertandingan," lanjutnya.
Pizzi mengatakan para pemain asuhannya memiliki mentalitas untuk menjadi juara. Pelatih berusia 48 tahun ini juga memuji sang kiper Claudio Bravo. Kiper Barcelona itu membuat beberapa penyelematan penting untuk menjaga clean sheet pada laga tersebut.
"Tapi kami terus konsetrasi, dan Bravo membuat dua atau tiga penyelamatan yang sangat penting bagi kami," jelasnya.
Jelang lawan Argentina di final nanti, Pizzi percaya mereka akan tampil berbeda dan laga akan berlangsung ketat. "Mereka(Argentina) akan berbeda dan lebih kuat. Itu sulit, tapi kami adalah pemenang," kata eks striker Barcelona itu menambahkan.
Sementara itu, pelatih Kolombia Jose Pekerman mengaku kecewa dengan kepemimpinan wasit Joel Aguilar. Ia juga menyayangkan lemahnya konsentrasi timnya pada menit-menit awal.
"Kami harus ingat bahwa awal buruk kami menyebabkan kami kebobolan dua gol. Namun sepanjang pertandingan terdapat banyak insiden yang tak menguntungkan kami. Saya merasa kami memperoleh sejumlah ketidakadilan," kata Pekerman.
Selain memprotes kartu merah terhadap Sanchez. Pekerman juga mempertanyakan keputusan wasit tak memberikan penalti saat salah satu pemainnya, Daniel Torres, dilanggar di kotak penalti pada awal babak kedua.
"Itu adalah penalti yang jelas, namun tidak ada peluit. Beberapa saat kemudian kami malah memperoleh kartu merah setelah terjadi pelanggaran yang dipertanyakan," ujar eks pelatih asal Argentina itu.,
Kekalahan itu membuat Kolombia hanya akan memperebutkan juara ketiga. Mereka akan menantang Amerika Serikat pada perebutan juara ketiga yang akan berlangsung di University of Phoenix, Arizona, Ahad (26/6) pagi WIB.