REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Teman Ahok minta maaf pada masyarakat DKI Jakarta. Eks Teman Ahok, Paulus Romundo menyatakan permintaan maafnya ke masyarakat DKI Jakarta ini terkait cara pengumpulan KTP sebagai syarat jalur perseorangan untuk calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang tidak benar atau curang.
"Saya atas nama eks Teman Ahok kami minta maaf pada warga DKI karena pengumpulan KTP ini ada yang tidak benar," tutur Romundo saat Diskusi 'Ahok Galau, Teman Risau' di Jakarta, Sabtu (25/6).
Romundo menambahkan, banyak kecurangan yang dilakukan relawan Teman Ahok dalam mengumpulkan KTP selama ini. Hal itu didasarkan pada pengalaman Romundo sendiri beserta teman-temannya yang menjadi Penanggung Jawab Posko Teman Ahok. Kecurangan itu disebabkan adanya target yang dibebankan pada Penanggung Jawab untuk mengumpulkan KTP warga DKI Jakarta sebagai syarat miniman terpenuhinya jalur perseorangan.
Dalam setiap pekan, seorang Penanggung Jawab Posko dibebani 150 KTP untuk dikumpulkan. Kecurangan yang dilakukan PJ Posko, kata Romundo, misalnya dengan menggandakan KTP satu orang untuk diberikan ke Posko berbeda. Bahkan, Romundo mengaku menggandakan KTP-nya sebanyak 5 kali untuk disetorkan pada PJ Posko wilayah lain.
Baca juga, Ahok Akui Markas Teman Ahok adalah Aset Pemda.
Romundo mengaku, setiap bulan Teman Ahok mendapat gaji sebesar Rp 2,5 juta. Dari gaji sebesar itu, dirinya hanya menikmati sekitar Rp 1.5 juta. Sisanya diberikan pada relawan-relawan yang bergerak di lapangan untuk mengumpulkan KTP.
Atas kecurangan yang dilakukan Teman Ahok, Romundo tidak yakin klaim Teman Ahok yang sudah mengumpulkan KTP sebanyak 1.5 juta tidak valid. Menurut Romundo, kalau diverifikasi, kemungkinan jumlah KTP yang valid hanya sekitar 650 ribu. "Sekitar 650 ribu KTP yang terverifikasi, tapi katanya (Teman Ahok) sudah 1.5 juta KTP," tegas dia. N agus raharjo