Senin 27 Jun 2016 13:49 WIB

Ahok Tunggu Hasil Rekapitulasi KTP Dukungan Teman Ahok

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meninggalkan gedung Bareskrim Mabes Polri usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Selasa (21/6).
Foto: Antara/ Akbar Nugroho Gumay
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meninggalkan gedung Bareskrim Mabes Polri usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Selasa (21/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama masih menunggu hasil rekapitulasi sejuta KTP dukungan yang dilakukan relawan Teman Ahok untuk maju ke pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017.

"Mereka mungkin mau selesaikan rekap dulu, karena banyak orang nggak percayakan. Mereka bilang gini, kita mau rekap dulu sampai masukin satu juta sampai ke RT," kata Gubernur DKI yang akrap dipanggil Ahok di Jakarta, Senin (27/6).

Teman Ahok, kata Ahok, akan mengundang beberapa orang yang sangsi terkumpulnya satu juta KTP pendukung, termasuk akan mengundang wartawan. "Silahkan kamu pilih nomor satu sampai sejuta, mau pilih yang mana, sudah pilih ya langsung verifikasi saja dan tanya orang yang bersangkutan," kata Ahok.

Namun Ahok masih belum menentukan akan maju sebagai calon gubernur (cagub) dari jalur independen atau partai politik (parpol). "Kita tunggu mereka dulu. Kita sepakat dan mereka minta waktu sampai satu juta. Dan akan melakukan pertemuan dengan teman Ahok, setelah rekap beres saya mau pulang dulu ke Belitung," kata Ahok.

Juru Bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas mengklaim isu miring mengenai santer Teman Ahok yang terdengar akhir-akhir ini adalah bagian dari politisasi. Menurut Amalia, isu tersebut di antaranya seperti yang diembuskan mantan penanggung jawab salah satu Posko Teman Ahok, Richard Sukarno, yang menyebut Teman Ahok melakukan sejumlah kecurangan dalam proses pengumpulan KTP.

Amalia mengatakan Richard dan teman-temannya adalah barisan sakit hati yang sudah dikeluarkan dari struktur kepengurusan Teman Ahok karena diketahui melakukan tindak kecurangan. "Kecurangan yang dilakukan Richard dan teman - teman. mulai dari pemalsuan tanda tangan, mengarang nomor handphone, dan lainnya. Itu mereka lakukan karena kami memberikan dana operasional ketika pengumpulan KTP sesuai dengan target," kata Amalia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement