Senin 27 Jun 2016 17:16 WIB

Ahok Minta RS Jual Vaksin Palsu Disanksi Berat

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meminta Dinas Kesehatan DKI memberikan sanksi tegas terhadap rumah sakit yang terbukti menjual vaksin palsu.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meminta Dinas Kesehatan DKI memberikan sanksi tegas terhadap rumah sakit yang terbukti menjual vaksin palsu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meminta Dinas Kesehatan DKI memberikan sanksi tegas terhadap rumah sakit yang terbukti menjual vaksin palsu.

"Saya minta kepada Dinas Kesehatan, rumah sakit yang terbukti menjual vaksin-vaksin palsu harus dikenai sanksi. Dinas Kesehatan yang tentukan sanksinya," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (27/6).

Menurut dia, tindakan yang dilakukan oknum pembuat vaksin palsu tersebut sangat kejam karena membahayakan kesehatan manusia sehingga harus diberikan sanksi yang berat.

"Saya tidak habis pikir sama orang yang membuat vaksin palsu itu. Tindakannya itu sangat kejam, membahayakan orang lain. Bahkan sudah 10 tahun orang-orang itu membuat vaksin palsu," ujar Ahok.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto menuturkan saat ini sedang melakukan pengecekan terhadap vaksin-vaksin yang digunakan di seluruh rumah sakit swasta di ibu kota.

"Selama ini, vaksin yang digunakan di rumah sakit berasal dari produsen obat Biofarma. Makanya, sekarang kami cek lagi, kalau-kalau ada vaksin palsu yang bukan berasal dari Biofarma. Kami periksa fakturnya juga. Kalau ada yang mencurigakan, kami langsung serahkan ke BPOM," kata Koesmedi.

Dia mengungkapkan apabila ditemukan vaksin palsu dalam pemeriksaan, akan langsung disita dan diganti dengan vaksin dari jajarannya. Sejauh ini, vaksin palsu tidak ditemukan di Puskesmas yang tersebar di 44 kecamatan di wilayah DKI Jakarta.

"Untuk saat ini, yang penting kami amankan dulu semua vaksin palsu. Kami ganti vaksinnya dengan yang asli, gratis dari kami. Sampai dengan saat ini, kami belum temukan adanya vaksin yang bermasalah, tapi kami akan terus melakukan pengecekan," kata Koesmedi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement