Senin 27 Jun 2016 22:21 WIB

Kota Bogor Klaim Belum Temukan Vaksin Palsu

Red: Ilham
Vaksin palsu (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Vaksin palsu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat memastikan belum ditemukan adanya laporan dari rumah sakit, puskesmas, dan penyedia layanan imunisasi terkait beredarnya vaksin palsu.

"Sampai saat ini Dinkes belum menerima laporan apapun langsung dari masyarakat terkait berita beredarnya vaksin palsu," kata Kepala Seksi Pencegahan, Pemberantasan Penyakit Menular (P3M) Dinas Kesehatan, Kota Bogor Siti Robiah, Senin (27/6).

Ia mengatakan, Dinas Kesehatan Kota Bogor tidak pernah mengadakan pembelian vaksin. Vaksinasi yang ada di Dinas Kesehatan didapatkan dari provinsi dan pusat, yang diproduksi oleh PT Biofarma. "Vaksin tersebut didistribusikan ke semua puskesmas, beberapa rumah sakit, klinik swasta maupun bidan praktek swasta," katanya.

Mengantisipasi kekhawatiran masyarakat, lanjut Siti, Dinkes Kota Bogor mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi dari puskesmas, ataupun rumah sakit yang mendapatkan vaksin langsung dari Dinas Kesehatan.

"Sampai dengan penyelidikan vaksin palsu oleh pihak berwajib tuntas, masyarakat disarankan untuk mendapatkan vaksinasi dari instansi resmi," katanya.

Siti mengatakan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat juga sudah menyebarluaskan informasi terkait hasil investigasi tim bahwa vaksin yang diproduksi Biofarma tidak ada yang dipalsukan, karena menurut pengakuan tersangka pembuat vaksin palsu. Vaksin biofarma hanya digunakan untuk oplosan pembuatan vaksin palsu produk impor yang harganya mahal.

"Informasi ini penting diketahui masyarakat agar tetap percaya dengan vaksin yang dipakai untuk program vaksinasi wajib yang diselenggarakan pemerintah, karena vaksinnya asli," kata dia. Berdasarkan informasi dari Dinkes Jawa Barat, vaksin impor yang dipalsukan, yakni ex Glaxo Smith Kline, dan Sanofi Pasteur.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement