REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menggelar rapat darurat vaksin di gedung Bareskrim pada Selasa (28/6). Bareskrim mengundang pihak-pihak terkait untuk membahas temuan vaksin palsu.
Menurut Direkrut Tindak Pidana Khusus Brigjen Agung Setya, rapat akan di hadiri oleh pabrikan vaksin, dan juga Badan POM. Namun, sekitar pukul 11.00 WIB, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Muara Linda Sitanggang tiba di gedung Bareskrim.
Agung juga menjelaskan, rapat tersebut dilakukan untuk menemukan langkah-langkah pencegahan selanjutnya. Seperti antisipasi dan langkah kongkret terkait pencegahan penyebaran vaksin palsu yang sudah cukup luas tersebut. "Ini tentunya perlu langkah cepat," ujar Agung.
Diketahui sebelumnya, Mabes Polri telah mengamankan sindikat pembuat dan pengedar vaskin palsu dari Jakarta, Tangerang, Subang, dan Semarang. Salah satu pelaku bahkan mengaku telah membangun usaha pabrik rumahan membuat vaksin palsu sejak tahun 2003.
Hingga saat ini, aparat terus melakukan penyelidikan terhadap keberadaan vaksin palsu yang telah menyebar dengan skala nasional tersebut. "Iya, kita (masih) kejar distributor karena mereka kan masih punya stoknya, kita lakukan pengejaran," ujar Agung.
Adapun beberapa nama pelaku yang saat ini telah diamankan yakni Direktur CV Azka Medical berinisial J dari bekasi, penjual di Apotek Rakyat Ibnu Sina Jakarta Timur berinisial MF, dan produsen vaksin palsu dari Tangerang berinisial P dan S yang merupakan pasangan suami istri. Selanjutnya, produsen vaksin palsu dari Bekasi Timur berinisial HS, produsen vaksin palsu dari Kemang Regency Bekasi yang juga merupakan pasangan suami istri berinisial R dan H, dan dua distributor dari Semarang berinisial M dan T.
Polisi juga mengamankan dua orang kurir, satu orang dari pihak percetakan, dan tiga orang distributor dari Subang, Jawa Barat.