Jumat 08 Jul 2016 01:32 WIB

Kapsul Waktu FCTC Lawan Paparan Iklan Rokok

Red: Ilham
Pelajar SMPN 104 Jakarta menurunkan iklan rokok di warung-warung di dekat sekolah, Jakarta Selatan, Kamis (5/11). (Republika/Yasin Habibi)
Pelajar SMPN 104 Jakarta menurunkan iklan rokok di warung-warung di dekat sekolah, Jakarta Selatan, Kamis (5/11). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapsul Waktu FCTC disambut antusias para pegiat pengendalian tembakau di Makassar. Ini merupakan aksi pendidikan untuk melawan paparan iklan rokok di sekitar sekolah yang marak di kota tersebut.

"Hal itu berdasarkan hasil pemantauan bahwa Makassar menjadi kota paling tinggi di Indonesia yang sekolah-sekolahnya terpapar iklan rokok," kata Pembaharu Muda Makassar Uswatun Hasanah Purnama Sari melalui siaran pers dari Lentera Anak Indonesia diterima di Jakarta, Kamis (7/7).

Pemantauan tersebut dilakukan oleh Lentera Anak Indonesia, Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA) dan Smoke Free Agent pada 2015 di sekolah negeri dan swasta, termasuk sekolah favorit. Hasil pemantauan menunjukkan 94 persen sekolah di Makassar terpapar iklan rokok.

Angka tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan kota lainnya yang juga dipantau, yaitu Jakarta, Bandung, Mataram dan Padang. "Angka tersebut menegaskan bahwa hampir semua sekolah di Makassar terpapar iklan dan promosi rokok, dan sekaligus membuktikan bahwa industri rokok secara agresif menempatkan iklan dan promosi produk rokok di tempat yang setiap harinya dilalui anak-anak sekolah," kata Uswatun.

Karena itu, kehadiran Kapsul Waktu FCTC disambut pegiat pengendalian tembakau di Makassar dengan mendidik para pelajar. Kapsul Waktu FCTC merupakan simbol komitmen 20 Pembaharu Muda dari 17 kota di Indonesia untuk mendukung Indonesia mengaksesi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC).

"Kami fokus pada agenda mendidik pelajar di Makassar tentang strategi industri rokok yang menyasar anak sekolah untuk menjadi perokok sejak dini," kata Uswatun.

Setelah di Makassar, Kapsul Waktu FCTC akan melanjutkan ekspedisi ke Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 14 Juni 2016. Pembaharu Muda Mataram, yaitu Rayasa dan Samsul Hadi menyatakan aksesi FCTC penting untuk menyelamatkan bonus demografi bagi seluruh generasi muda di Indonesia, termasuk di Mataram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement