REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus mengantisipasi arus balik. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Pudji Hartanto Iskandar mengatakan, pemudik belum seluruhnya melakukan perjalanan balik, mengingat anak-anak sekolah baru akan mulai kegiatan belajar mengajar pada Senin mendatang.
"Arus balik sendiri dari polri sudah skenariokan rekayasa, koordinasi polda Jateng, Jabar dan Metro Jaya," ujarnya di Kantor Kemenhub, Jakarta, Rabu (13/7).
Ia juga berpesan agar pemudik tidak perlu trauma melewati Brexit saat arus mudik. Menurutnya, trauma yang berlebihan tidak baik sehingga banyak yang mengalihkan perjalanan lewat jalur selatan dan tengah.
"Sehingga jalur tengah yang banyak persimpangan satu bidang buat macet. Yang masih agak padat dan bermasalah di Jatibarang. Pantura sendiri normal," ujarnya.
Untuk operasi angkutan barang dua sumbu, ia telah mengeluarkan surat edaran situasional. Truk boleh melintas saat arus jalan sedang tidak padat.
"Truk memang ada permintaan tiga hari lalu untuk perpanjangan angkutan barang dua sumbu, saya katakan boleh saja tapi situasional. Saya keluarkan surat edaran situasional untuk tidak dilakukan, bukan dilarang tapi ditunda. Begitu padat dikandangkan dulu, kalau ga padat ya tidak apa-apa," katanya.
Baca juga, Nama Brebes Exit Mendunia dari Inggris Sampai Rusia.
Sekretaris Jenderal Kemenhub Sugihardjo menegaskan fokus untuk melayani pemudik saat arus balik. "Kepada masyarakat kalau dialihkan tidak usah trauma, karena fenomenanya terbalik," ungkapnya.
Saat mudik, arus dari tol besar menuju ke Brexit yang relatif lebih kecil. Sedangkan, saat arus balik sebaliknya.