REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengutuk keras aksi serangan truk di keramaian saat peringatan Bastille Day di Nice, Prancis, Kamis (14/7) malam.
Sekretaris Jendral PBNU, Helmy Faishal Zaini mengutuk keras aksi brutal tersebut, terutama bila dilakukan atas dasar kesengajaan dan bila mejadi bagian dari aksi terorisme internasional. "PBNU mengutuk keras bila itu sengaja dan bagian dari teror. Namun PBNU meminta publik gar tidak mudah mengaitkan stigma aksi teror dengan Islam," kata dia kepada Republika.co.id, Jumat (15/7).
Mantan menteri Pembangunan Daerah Tertinggal era Presiden SBY ini keberatan bila setiap aksi terorisme global selalu dikaitkan dengan ajaran Islam. Walaupun pelaku teror tersebut menggunakan nama Islam dan beragama Islam. "PBNU berkali-kali menegaskan mereka bukanlah bagian dari Islam yang sesungguhnya," ujar dia.
Untuk itu, PBNU meminta kepada umat Islam dunia, harus menolak semua aksi teror global seperti itu. Termasuk kepada seluruh muslim dan elemen umat Islam di tanah air, PBNU mengajak untuk bersatu menguatkan ukhuwah Islamiyah menolak aksi teror yang merusak nilai kemanusiaan.
Kepada negara, ia menegaskan gerakan terorisme internasional sudah menembus pertahanan negara yang keamanannya cukup baik seperti Prancis dan negara Eropa. Ini menjadi peringatan bagi negara di dunia ke tiga, termasuk Indonesia agar meningkatkan keamanan anti terornya.
PBNU juga meminta pemerintah dan aparat keamanan di Indonesia agar mampu bersikap tegas, terhadap semua ormas yang beraliran radikal. Membubarkan ormas yang menolak nilai-nilai keindonesiaan, Pancasila dan NKRI.